Pemerintah Mempercepat Produksi Vaksin Covid-19 Secara Mandiri - Seputar Sumsel

Minggu, 19 Desember 2021

Pemerintah Mempercepat Produksi Vaksin Covid-19 Secara Mandiri



Oleh : Adi Pratama )*

Demi mengejar herd immunity serta mengakhiri pandemi, Produksi Vaksin Covid-19 secara mandiri tetap harus diupayakan. Masyarakat pun mendukung produksi vaksin dalam negeri agar Indonesia tidak bergantung dengan negara lain. 

PT Bio Farma (Persero) rupanya akan mempersiapkan tiga fasilitas produksi vaksin Covid-19 BUMN. Fasilitas ini berada di Bandung. Honesti Basyir selaku Direktur Utama Bio Farma, mengatakan bahwa fasilitas tersebut dapat memproduksi vaksin sebanyak 100 juta dosis pada tahun 2022. 

Nantinya, jumlah vaksin yang diproduksi akan terus meningkat hingga tahun 2024. Namun, jumlah vaksin ini belum termasuk untuk anak yang berusia 6 tahun sampai 11 tahun. Sebab, program vaksin tersebut baru dicanangkan oleh pemerintah. Honesti berharap bisa mendapatkan izin penggunaan darurat (EUA) untuk vaksin BUMN pada Juli 2022 mendatang. 

Dalam kondisi darurat seperti saat ini, penelitian terhadap vaksin Covid-19 bsa dilakukan akselerasi, dengan tetap memperlihatkan standar keamanan, khasiat atau efikasi dan mutu yang dikeluarkan oleh BPOM.

Honesti juga berujar pada tahun 2022, pihaknya akan mempersiapkan sebanyak 100 juta dosis. Jumlah ini akan meningkat pada tahun 2023 sebanyak 120 juta dosis pada tahun 2024, pihaknya akan mempersiapkan 200 juta dosis per tahun.

Perlu diketahui, bahwa Indonesia akan memulai pembuatan vaksin Covid-19 secara mandiri. Bio Farma, sebagai induk holding BUMN farmasi akan memproduksi vaksin dari hulu sampai hilir.

Penelitian vaksin Covid-19 yang merupakan hasil kolaborasi global Bio Farma bersama Baylor College of Medicine AS ini sudah terdaftar dalam tahap pengembangan kandidat vaksin WHO Covid-19 sejak bulan Juni 2021 lalu. Vaksin BUMN ini merupakan buatan Indonesia adan akan menggunakan metode subunit prorein Rekombinan.

Vaksin ini akan menjadi vaksin dengan adjuvant alum untuk indikasi booster atau dosis ketiga, atau sebagai vaksin primer untuk pemberian dosis pertama dan kedua pada formula dengan novel adjuvant (alum+CpG).  Namun, sebelum diberikan kepada masyarakat, keduanya tetap harus menjalankan serangkaian uji, yaitu uji prakliniik dan uji klinis fase 1,2 dan 3.

Untuk tujuan indikasi vaksin booster pada vaksin dengan adjuvant alum, maka dilakukan uji klinik sebagai vaksin booster paralel setelah memperoleh hasil interim uji klinik fase 3 sebagai vaksin primer.

Lalu, untuk vaksin BUMN dengan adjuvant alum kini sudah mendapatkan Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinik (PPUK) untuk uji klinik fase 1 dari BPOM. Untuk vaksin berbasis alum, prosesnya sudah memasuki uji klinis tahap pertama. Sementara, suntikan pertama sudah dilakukan pada 13 Desember 2021.

Total subjek yang akan terlibat dalam uji klinis fase 1 ini terdiri dari 60 subjek, yang terbagi menjadi dua kelompok yaitu 30 subjek kelompok vaksin uji (calin vaksin BUMN) dan 30 subjek sebagai kelompok vaksin kontrol (vaksin yang sudah mendapatkan EUA).

Sementara, untuk vaksin BUMN yang menggunakan adjuvant alum+CpG yang akan digunakan sebagai vaksin primer sedang melalui serangkaian uji praklinik imunogenisitas pada hewan uji rodent dan non human primate (Macaca), toksisitas serta uji tantang pada Macaca.

Rangkauan ini sudah mulai dilaksanakan pada 10 November 2021 dan akan berakhir pada Februari 2022 mendatang. Apabila hasil uji pra-kliniknya baik, barulah pada Februari 2022 akan dimulai uji klinis tahap 1, kemudian dilanjutkan dengan uji klinis 2 dan 3 pada dewasa dan lansia pada akhir Maret 2022 dengan jumlah subjek sebanyak 4,250.

Perbedaan mendasar pada kedua vaksin ini adalah berasal dari adjuvant atau bahan tambahan untuk memperkuat atau memodulasi respons imun terhadap antigen. PAda vaksin primer, diberikan adjuvan alum dan CpG yang bertujuan untuk mengurangi dosis vaksin dan frekuensi.

Untuk keperluan produksi vaksin BUMN, Bio Farma sudah mempersiapkan tiga fasilitas produksi, yang terletak di Bio Farma Bandung.

Selain mengadakan vaksinasi masal, BUMN juga turut andil dalam memproduksi vaksin Covid-19. Upaya ini menunjukkan bahwa BUMN turut mengambil peran tak hanya sebagai bentuk tanggung jawab sosial, tetapi juga cermin akan hadirnya pemerintah dalam mewujudkan herd immunity dan memulihkan perekonomian nasional. Diharapkan hal ini dapat menjadikan Indonesia kembali normal seiring dengan meningkatnya aktifitas perekonomian di Indonesia.

)* Penulis adalah kontributor Lingkar Khatulistiwa 

 


Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda