Peningkatan Kepuasan Publik Bukti Pemerintah Optimal Menangani Persoalan - Seputar Sumsel

Sabtu, 21 Mei 2022

Peningkatan Kepuasan Publik Bukti Pemerintah Optimal Menangani Persoalan



Oleh : Arif Rahman )*

Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menyatakan bahwa kepuasan publik terhadap Presiden Jokowi meningkat menjadi 76.7%. Peningkatan kepuasan tersebut pantas mendapat apresiasi sebagai bukti kerja Pemerintah yang optimal menangani berbagai persoalan. 

Ketika baru pertama kali terpilih jadi Presiden Indonesia tahun 2014, Jokowi mencatat rekor sebagai Presiden yang bukan berasal dari militer atau petinggi partai. Sosoknya yang pernah jadi warga sipil biasa malah dihormati oleh seluruh kalangan masyarakat. Beliau bisa membaur dan hobi blusukan untuk mengetahui apa saja problematika di tengah masyarakat.

Sampai pada periode kedua kepemimpinannya, masyarakat masih mendukung Bapak Jokowi. Buktinya adalah hasil survei yang diadakan oleh SMRC yang menyebutkan sebanyak 76,7% warga mengaku amat puas dengan kinerja Presiden Jokowi. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Eksekutif SMRC Sirojudin Abbas.

Hasil survei menunjukkan bahwa pemerintah serius dalam menangani berbagai persoalan di Indonesia. Pertama, saat ada kenaikan harga minyak goreng, ditentukan harga eceran tertinggi. Lantas ketika sudah cukup stabil maka harga eceran tertinggi hanya diberlakukan pada minyak goreng curah. Ekspor minyak sawit dan bahan mentahnya juga dilarang karena persediaan minyak harus ditambah sehingga harganya bisa menurun.

Kedua adalah penanganan pandemi Covid-19. Pandemi berkepanjangan selama lebih dari dua tahun menimbulkan persoalan kompleks, mulai dari kesehatan hingga ekonomi. Untuk mengatasi masalah kesehatan maka pemerintah pada awal masa pandemi mewajibkan semua rakyat berada di rumah saja. Lantas disusul dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan  Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), ketika ada masa new normal, maka Protokol kesehatan ketat juga diberlakukan.

Kemudian, saat vaksin Corona sudah ditemukan maka Indonesia termasuk negara tercepat yang menyelenggarakan vaksinasi, jika dibanding dengan negara lain di kawasan Asia Tenggara. Vaksin Sinovac didatangkan dan langsung diujikan serta disetujui Badan Pengawas Obat dan Minuman (BPOM) dan status halal Majelis Ulama Indonesia (MUI). Program vaksinasi nasional juga digratiskan sehingga tidak memberatkan rakyat. Vaksinasi door to door juga digalakkan untuk memperluas cakupan vaksinasi.

Untuk mengatasi masalah ekonomi saat pandemi maka rakyat diberi bantuan sosial (Bansos). Uang itu dimaksudkan untuk belanja karena justru dengan mengeluarkan uang, akan menyelamatkan perekonomian negara. Roda ekonomi Indonesia akan bergerak lagi jika ada banyak transaksi jual-beli di pasar.

Penerima bantuan sosial bukan hanya warga sipil biasa tetapi juga para pengusaha, agar mereka mendapat tambahan modal dan bisa membuka tokonya kembali. Pemerintah tak hanya memberikan ikan tetapi juga kailnya, seperti motto Presiden Jokowi: kerja, kerja, dan kerja.

Sementara itu, pengurusan perizinan juga dipermudah melalui online single submission sehingga pengusaha bisa mengurusnya dengan cepat dan gampang. Jika sudah punya nomor izin berusaha maka pebisnis bisa mendapatkan kredit dari Bank dengan lebih mudah.

Pemerintahan Presiden Jokowi sudah berjalan dengan baik dan wajar jika rakyat puas dengan kinerja beliau. Ada berbagai prestasi yang sudah diraih, di antaranya jadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20. Presiden Jokowi adalah satu-satunya pimpinan yang merakyat, hobi blusukan, dan mengerti apa saja keinginan rakyatnya. Oleh karena itu masyarakat selalu mengelu-elukan Presiden Jokowi ketika melakukan kunjungan ke berbagai daerah.

Hasil survei menyatakan bahwa kepuasan terhadap Presiden Jokowi meningkat. Hal ini menunjukkan kepiawaian pemerintah dalam mengatasi berbagai masalah di Indonesia. Kendati demikian, Pemerintah diimbau tidak terlena dan terus gencar dalam mewujudkan berbagai program nasional yang masih belum selesai.

)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute 


Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda