Mengapresiasi Kemeriahan Presidensi G20 di Bali - Seputar Sumsel

Senin, 14 November 2022

Mengapresiasi Kemeriahan Presidensi G20 di Bali

Oleh : Galang Faizan Akbar )*

Pelaksanaan KTT G20 di Bali berlangsung meriah dan telah dipersiapkan secara matang. Hal tersebut tentu perlu mendapat apresiasi dari bamyak pihak sebagai bukti kemampuan bangsa Indonesia menyelenggarakan acara berskala internasional. 

Hiasan bercorak khas budaya Indonesia turut serta memeriahkan perhelatan Presidensi G20 di Bali. Hal tersebut juga secara sekaligus mampu lebih memperkenalkan bagaimana kekayaan budaya bangsa di mata dunia.

Konferensi Tingkat Tinggi Group of Twenty (KTT G20) akan dilangsungkan pada 15 hingga 16 November 2022.Penyelenggaraan tersebut dilakukan di Bali, yang juga menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah sekaligus Presidensi. Kemudian, secara garis besar, bangsa ini menetapkan sebuah slogan utama dari forum Internasional itu bertajuk ‘Recover Together, Recover Stronger’.

Penetapan slogan tersebut secara garis besar berarti Indonesia sendiri akan terus berusaha untuk mendorong seluruh negara-negara delegasi G20 untuk bisa secara bersama-sama, meningkatkan kolaborasi dan integrasi secara inklusif demi bisa menyongsong kebangkitan bersama.

Terlebih, memang dunia pada saat ini berada pada situasi yang penuh akan ketidakpastian dan sedang tidak baik-baik saja. Bermula dari hantaman pandemi Covid-19, yang kemudian terus berdampak sangat panjang bagi banyak sekali sektor, bukan hanya sektor kesehatan saja, namun juga sisi ekonomi dan sosial menjadi sangat terhambat.

Bukan tanpa alasan, karena penghambatan tersebut terjadi akibat ketetapan yang mengharuskan manusia membatasi mobilitas dan aktivitas mereka untuk menjaga diri supaya tidak terpapar oleh virus yang membahayakan nyawa. Sehingga jelas sekali, perputaran ekonomi di semua wilayah di dunia menjadi sangat terganggu.

Ketika pandemi Covid-19 mulai sedikit mereda dan dunia sebenarnya sudah memulai persiapan untuk menuju kebangkitan pascapandemi, namun yang terjadi adalah justru adanya konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina. Dengan adanya konflik itu, sontak banyak sektor kembali menjadi terancam, utamanya adalah perekonomian dan pangan dunia.

Pasalnya, Rusia sendiri merupakan salah satu negara terbesar produsen gandum dunia, yang mana terdapat beberapa sanksi dari negara-negara lain kepada Rusia sehingga tidak memungkinkan mereka melakukan ekspor gandum ke negara-negara luar. Kekurangan pangan menjadi krisis yang sangatlah mengancam dunia.

Ditambah lagi sektor ekonomi menjadi sangat memprihatinkan karena sempat terjadi inflasi yang cukup berkepanjangan, hingga membuat negara maju sekelas Amerika Serikat (AS) saja pada akhirnya harus berada pada fase resesi, karena mereka mengalami inflasi sebanyak dua kuartalan beruntun.

Krisis multidimensional yang terus menghantui dunia tersebut mau tidak mau harus segera bisa dicarikan solusinya. Maka dari itu, dalam pertemuan Presidensi G20 Indonesia, terus didorong ke semua delegasi negara anggota untuk bisa turut serta secara aktif dan konkret dalam mencarikan solusi atas krisis tersebut.

Dengan tujuan utama yang sangat mulia dan ditunjuknya Indonesia sebagai Presidensi, sebenarnya membuktikan bahwa saat ini negara-negara di dunia pun sangatlah menyoroti peran Tanah Air di kancah internasional. Peranan dari Indonesia sama sekali tidak bisa diremehkan. Hal tersebut merupakan sebuah prestasi dan bentuk apresiasi yang patut untuk dibanggakan oleh seluruh rakyat Indonesia sendiri.

Maka dari itu, dalam rangka perhelatan KTT G20, bukan hanya sekedar keamanan saja yang sudah dipersiapkan dengan sangat matang untuk menjamin kesuksesan serta kelancaran acara, namun terdapat baliho KTT G20 yang terpasang di Jalan Tol Bali Mandara, Kabupaten Badung, Bali.

Bukan hanya baliho, Pemerintah RI juga memasang penjor atau hiasan janur kuning, yang mana sangatlah melekat khas budaya Indonesia, beserta bendera negara peserta dan juga sejumlah spanduk di jalanan protokol di Bali. Seluruh upaya tersebut bertujuan untuk semakin memeriahkan KTT G20.

Bahkan, untuk bisa menyambut para kepala negara delegasi yang akan hadir secara langsung dalam G20 di Bali, pihak terminal VVIP Bandara I Gusti Ngurah Rai benyak melakukan pembenahan. Arsitek yag mendesain Bandara, I Wayan Kastawan menjelaskan ada beberapa filosofi dan makna di balik desain terminal itu.

Terminal VVIP Bandara I Gusti Ngurah Rai memiliki lukisan Kamasan dan ukiran Astalla Padma Bhuana di bagian plafon utama. Sementara, di tengah ruangan pun ada cerminan plafon utama yang melambangkan kehidupan. Ukiran pada pintu utama adalah khas ukiran flora dari Bali Utara yang dipadukan dengan keterampilan pembuatan relief dan patung. Selain itu, ada Singa Ambara Raja di pintu masuk utara (Gumendung).

I Wayan Kastawan menjelaskan, plafon utama berhiaskan ukiran Astalla Padma Bhuana. Ukiran ini memiliki 8 helai daun teratai yang setiap kelopaknya adalah simbol dewa dalam keagamaan Hindu di Bali. Helai utara adalah lambang Dewa Wisnu, timur melambangkan Iswara, barat lambang Mahadewa, timur laut melambangkan Sambhu, tenggara melambangkan Mahesora, selatan melambangkan Brahma, dan barat daya melambangkan Rudra.

Untuk bisa semakin menyemarakkan dan memeriahkan perhelatan Presidensi G20 Indonesia, pemerintah banyak sekali melakukan persiapan. Mulai dari segi keamanan hingga tidak sedikit ukiran-ukiran atau hiasan yang dipajang untuk semakin mempercantik Bali. Hiasan-hiasan tersebut sangat kental akan corak budaya khas Indonesia sehingga termasuk dalam upaya memperkenalkan kekayaan budaya Tanah Air di mata dunia.


)* Penulis adalah kontributor Persada Institute

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda