Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Program Pompanisasi Sawah Mampu Tingkatkan Produksi Beras

Oleh : Elisabeth Titania Dionne )*

Di tengah tantangan cuaca ekstrem dan keterbatasan sumber air, program pompanisasi sawah muncul sebagai harapan baru bagi para petani. Dengan semangat optimisme, inisiatif ini tidak hanya menjanjikan peningkatan produksi beras, tetapi juga membangkitkan semangat petani yang sempat redup. Melalui teknologi pompanisasi, diharapkan irigasi akan lebih efisien dan merata, sehingga setiap jengkal sawah bisa optimal dalam menghasilkan butiran padi yang berkualitas.

Optimisme Presiden Jokowi terhadap program pompanisasi sawah memberikan harapan besar bagi peningkatan produksi beras nasional dan kesejahteraan petani. Program ini dirancang untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi petani, terutama dalam hal irigasi dan ketahanan terhadap cuaca ekstrem seperti El Nino.

Implementasi pompa air di lahan pertanian diproyeksikan mampu meningkatkan indeks pertanaman dari satu menjadi dua hingga tiga kali dalam setahun. Efisiensi distribusi air yang lebih baik memungkinkan petani untuk memaksimalkan potensi lahan mereka, yang sebelumnya hanya dapat panen sekali setahun karena keterbatasan air.

Selain itu, pompanisasi juga berfungsi sebagai langkah antisipatif menghadapi perubahan iklim yang ekstrem. Dengan adanya pompa, diharapkan petani dapat mengatasi kekeringan yang sering terjadi akibat fenomena cuaca seperti El Nino. Hal ini sangat penting mengingat perubahan iklim yang tak terduga dapat mengancam produksi pangan nasional.

Di Kabupaten Bantaeng, misalnya, Presiden Jokowi telah melihat langsung dampak positif dari program ini. Meski kebutuhan pompa di daerah tersebut mencapai 150 unit, alokasi awal sebanyak 81 unit pompa di tahun 2024 sudah memberikan hasil yang signifikan. Petani yang sebelumnya hanya dapat panen sekali, kini bisa menanam untuk kedua kalinya dalam setahun.

Program ini bukan hanya tentang memberikan bantuan fisik berupa pompa, tetapi juga mengedukasi dan melibatkan petani dalam proses transformasi pertanian tradisional menuju pertanian modern.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menekankan bahwa pompanisasi adalah solusi cepat untuk mengatasi ancaman iklim yang dapat menurunkan produksi pangan secara drastis. Dengan menggunakan pompa, air dari sungai dapat dialirkan ke sawah, memastikan tanaman tetap mendapatkan air meski di musim kemarau.

Pemerintah juga menargetkan untuk mencapai swasembada pangan dan menjadi lumbung pangan dunia dalam waktu cepat. Fokus utama saat ini adalah pemasangan pompa, pencetakan sawah baru, dan transformasi pertanian tradisional ke pertanian modern. Hal ini adalah upaya kolaboratif yang melibatkan berbagai pihak, termasuk BUMN seperti PT Pupuk Indonesia (Persero).

PT Pupuk Indonesia mendukung penuh program peningkatan produktivitas padi di Sulawesi Selatan dengan menyediakan stok pupuk bersubsidi yang cukup dan memudahkan akses bagi petani. Direktur Utama Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, memastikan kesiapan dan kemudahan penebusan pupuk bersubsidi oleh petani.

Pemerintah telah meningkatkan alokasi pupuk bersubsidi dari 4,7 juta ton menjadi 9,55 juta ton pada tahun 2024. Hal ini bertujuan untuk mendukung peningkatan produktivitas pertanian dan menjaga ketahanan pangan nasional.

Petani yang telah terdaftar sebagai penerima pupuk bersubsidi cukup membawa KTP ke kios untuk melakukan penebusan. Pupuk Indonesia juga memperketat pengawasan penyaluran pupuk bersubsidi agar tepat sasaran.

Hanya petani yang memenuhi kriteria tertentu yang berhak menerima subsidi ini, seperti tergabung dalam kelompok tani dan terdaftar dalam Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian (SIMLUHTAN).

Pupuk Indonesia menyediakan stok pupuk bersubsidi secara nasional sebesar 1.209.509 ton, yang terdiri dari urea dan NPK. Dari jumlah tersebut, ketersediaan di Sulawesi Selatan mencapai 819.803 ton. Stok ini mencakup urea bersubsidi, NPK Phonska, dan NPK Kakao, yang disimpan di gudang-gudang tingkat kabupaten/kota untuk memastikan kebutuhan pupuk petani terpenuhi selama 14 hari ke depan.

Untuk memastikan kelancaran penyaluran pupuk bersubsidi di Sulawesi Selatan, Pupuk Indonesia menyiapkan berbagai fasilitas penunjang, termasuk gudang, distributor, kios, dan petugas lapangan. Semua upaya ini diharapkan dapat mengoptimalkan penggunaan pupuk bersubsidi untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani, serta menjaga ketahanan pangan nasional.

Program pompanisasi sawah yang diinisiasi oleh Presiden Jokowi ini membawa angin segar bagi sektor pertanian di Indonesia. Dengan dukungan penuh dari berbagai pihak, program ini diharapkan mampu meningkatkan produksi beras nasional dan kesejahteraan petani secara signifikan.

Meskipun masih ada tantangan yang harus dihadapi, optimisme dan kolaborasi antara pemerintah, BUMN, dan petani menjadi kunci suksesnya program ini.

Upaya peningkatan produktivitas pertanian melalui pompanisasi bukan hanya tentang meningkatkan hasil panen, tetapi juga tentang menciptakan ketahanan pangan yang kuat dan berkelanjutan. Dengan demikian, Indonesia dapat mengatasi berbagai tantangan pangan di masa depan dan mencapai swasembada pangan yang diimpikan.

Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi lumbung pangan dunia, dan program pompanisasi adalah salah satu langkah nyata menuju tujuan tersebut. Mari kita dukung bersama program ini demi kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional.

)* Penulis adalah kontributor Kontributor Gelora Media Institute