Pembangunan Smelter Freeport Serap Tenaga Kerja Produktif - Seputar Sumsel

Kamis, 28 Oktober 2021

Pembangunan Smelter Freeport Serap Tenaga Kerja Produktif

Oleh : Aulia Hawa )*

Smelter Freeport akan dibangun di Gresik. Pembangunannya sangat disambut baik oleh masyarakat, karena bisa menyerap tenaga kerja produktif sekaligus mengurangi jumlah pengangguran-khususnya di Jawa Timur. 

Tembagapura memiliki tambang emas yang kredibel, yakni Freeport. Selain menambang emas dan tembaga, pemerintah juga mengatur pengolahannya, sehingga bisa menjadi logam siap jual dan mendapatkan keuntungan berlipat-ganda. Tempat pengolahannya disebut Smelter dan akan dibangun di Gresik.

Mengapa harus di Gresik? Mungkin banyak yang bingung, karena Freeport ada di Papua sedangkan Gresik ada di Jawa. Riza Pratama, Vice President Corporate Communication PT Freeport Indonesia menjelaskan bahwa smelter dibangun di Gresik untuk alasan efisiensi biaya, karena jika ada di Papua harga semen dan material lain jauh lebih mahal. Selain itu untuk tenaga listrik juga lebih kuat di Jawa.

Alasan lain adalah, jika Smelter dibangun di Gresik maka akan lebih mudah untuk mengelola limbah pengolahan logam, karena sudah ada SDM yang berpengalaman. Sehingga industri ini tidak akan mencemari lingkungan sekitar dan limbahnya bisa dikirim ke tempat yang aman.

Gubernur  Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyatakan bahwa pembangunan Smelter PT Freeport Indonesia harus disambut baik oleh masyarakat Jawa Timur, khususnya Gresik. Penyebanya karena bisa menyerap tenaga kerja lokal, dan masyarakat Gresik tidak sekadar jadi penonton. 

Diperkirakan smelter Freeport akan membutuhkan 40.000 pekerja, dan ini sangat bagus karena ada peluang besar bagi warga Gresik dan sekitarnya. Mereka bisa melamar kerja dan mendapatkan sumber penghasilan. Sehingga Smelter benar-benar bisa mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia, dan membantu pemerintah untuk meringankan beban.

Masyarakat di Jatim, khususnya Gresik, memang diprioritaskan jadi pegawai Smelter, jadi memang benar jika mereka bukan sekadar jadi penonton, tetapi mendapatkan manfaat dari pembangunannya. Jika masyarakat lokal yang diprioritaskan maka akan minim gesekan, karena mereka mendapatkan pekerjaan dengan mudah.

Gubernur Khofifah melanjutkan, ia telah mengingatkan Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani untuk menyiapkan sumber daya manusia yang menguasai teknologi. Penyebabnya karena Freeport adalah perusahaan berteknologi tinggi, sehingga membutuhkan pekerja dengan keahlian khusus.

Jika sudah ada Smelter Freeport di Gresik maka para pemuda asli Gresik tidak usah jauh-jauh merantau demi mencari pekerjaan. Mereka, setelah lulus kuliah, bisa langsung melamar kerja ke Smelter dan mendapatkan perkerjaan impiannya, serta berkarya menjadi yang terbaik.

Sesuai UU nomor 3 tahun 2020 tentang mineral dan pertambangan, perusahaan tambang diwajibkan membangun smelter atau pabrik pengolahan, tujuannya agar hasil tambang mentah tidak dipasok ke pasaran. Akan tetapi hasilnya bisa diolah sehingga menambah nilai jual, dan menguntungkan perusahaan dan negara.

Jika ada smelter maka emas dan tembaga diolah menjadi lebih baik dan dijual, bisa ke dalam maupun luar negeri. Namun ketika hanya dijual dalam bentuk mentah (bijih emas dan tembaga), harganya bisa turun drastis, sehingga kurang menguntungkan.

Oleh karena itu keberadaan smelter sangat penting karena bisa menaikkan harga jual emas dan tembaga dari Freeport. Sehingga perusahaan yang sahamnya sudah dikuasai oleh pemerintah Indonesia ini terus mendapatkan untung, sehingga negara juga untung.

Pembangunan smelter di Gresik sangat didukung oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan masyarakat. Keberadaan smelter sangat penting sebagai pengolahan bahan tambang, agar tidak dijual mentah begitu saja dan harganya tidak bagus. Selain itu, keberadaan smelter sangat menguntungkan masyarakat, karena industri ini butuh banyak sekali pekerja, dan mereka bisa melamar di sana.


)* Penulis adalah kontributor Nusa Pers Institute


Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda