Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pembukaan IPU Bali Menjadi Titik Balik Pemulihan Tatanan Geopolitik Dunia


Nusa Dua - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI) Sultan B Najamudin mengatakan pembukaan IPU ke – I44 di Nusa Dua Bali dapat menjadi titik balik pemulihan tatanan geopolitik dunia.
 
Menurut Sultan, pembukaan IPU Bali menjadi titik balik pemulihan tatanan geopolitik dunia yang saat ini tengah terbelah dan meruncing. Di sinilah letak peran Indonesia untuk bertindak layaknya Soekarno dalam memposisikan Indonesia sebagai titik temu perbedaan blok-blok ideologi dan geopolitik terutama dalam konteks krisis iklim.
 
“Momentum IPU menjadi ajang pergulatan gagasan lembaga legislatif dan senat negara-negara anggota IPU dalam merespons dan menemukan solusi atas isu-isu krusial global saat ini. Sebuah kesempatan, di mana dunia akan menaruh harapan besar dan kebaikan masa depan kehidupan umat manusia akan diperbincangkan,” ungkap Sultan melalui keterangannya pada (19/3).
 
Parlemen Indonesia telah menunjukkan komitmen dan persiapannya yang sangat baik dan maksimal sebagai tuan rumah. Hal ini tentu tidak terlepas dari kepemimpinan Ibu Puan Maharani sebagai Ketua DPR perampuan pertama Indonesia yang memiliki DNA diplomasi di level internasional. Sebagai bangsa kita patut bersyukur dan berbangga, kata Sultan.
 
“Dengan konfirmasi kehadiran yang mencapai 115 negara, menunjukkan Indonesia sangat dipercaya dan diakui telah pantas untuk dikunjungi di tengah realitas Pandemi Covid-19 yang masih belum benar-benar pulih. Ini akan menjadi kesempatan bagi parlemen kita untuk meyakinkan dunia bahwa Indonesia telah siap untuk berkolaborasi,”  ujarnya.
Diketahui, Ketua DPR Puan Maharani memimpin delegasi DPR RI di sidang Inter-Parliamentary Union (IPU) Assembly & Related Meetings. Kegiatan tersebut berlangsung mulai 20-24 Maret 2022 mendatang di Nusa Dua, Bali. Tak hanya itu, Puan juga diketahui akan memimpin semua sesi pertemuan IPU.
 
Forum parlemen dunia atau IPU ke – 144 mengusung tema Getting to zero: Mobilizing parliaments to act on climate change, dalam rangka mengangkat isu perubahan iklim termasuk isu Covid-19 yang banyak membawa perubahan dalam kehidupan bermasyarakat di seluruh dunia, bukan hanya di Indonesia.