Mengapresiasi G20 Wujudkan Kolaborasi Internasional - Seputar Sumsel

Minggu, 09 Oktober 2022

Mengapresiasi G20 Wujudkan Kolaborasi Internasional


Oleh : Aulia Hawa )*

Presidensi Indonesia dalam KTT G20 memang berhasil untuk terus mendorong dan mewujudkan adanya kolaborasi Internasional lantaran krisis akibat pandemi Covid-19 sifatnya multidimensional sehingga wajib ada kerja sama.

Posisi Indonesia di mata Internasional semakin hari memang kian menguat sehingga sudah tidak bisa dipandang remeh lagi. Salah satunya adalah dikarenakan Bangsa ini memang menjadi Presidensi dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Group of Twenty (G20), yang mana di dalamnya berisi negara-negara maju lainnya.

Bukan hanya sebatas presidensi, namun memang bagaimana posisi dari Indonesia ini beberapa kali ditampilkan sebagai sebuah negara yang bahkan mampu secara langsung memberikan intervensi atas upaya untuk menghentikan konflik antara Rusia dan Ukraina belakangan ini.

Selain itu, dalam kepemimpinan Presiden Joko Widodo, Bangsa ini juga telah mengalami perkembangan yang sangat luar biasa lantaran pada beberapa kesempatan pula terus memberikan komitmen serta kerja nyatanya untuk urusan global, mulai dari pembenahan iklim hingga menjaga stabilitas perekonomian yang belakangan ini sedang terguncang dengan isu inflasi serta resesi.

Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa memang seluruh negara di dunia kini sedang sangat berusaha untuk bisa bangkit kembali setelah menghadapi pandemi Covid-19 yang sudah dua tahun belakangan ini terus mengancam manusia. Maka dari itu, salah satunya dengan dipimpin langsung oleh Indonesia, negara-negara tersebut memang harus sesegera mungkin melakukan kolaborasi secara internasional.

Kolaborasi internasional tersebut merupakan salah satu kunci paling penting dalam upaya pemulihan pascapandemi Covid-19 tersebut. Tentunya meski sekuat dan sebesar apapun suatu negara, dia sama sekali tidak bisa jika harus berjuang sendirian tanpa adanya kolaborasi atau bantuan dari negara lainnya.

Mengenai hal tersebut, Duta Besar Indonesia untuk Singapura, Suryopratomo menyatakan bahwa memang sudah tidak bisa dihindari lagi bahwa di tengah dunia yang telah terglobalisasi seperti sekarang ini, justru mampu menjadi salah satu poin penting sebagai penguat jika hendak segera memulihkan keadaan.

Bahkan pada suatu kesempatan di G20, Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo juga sempat menegaskan bahwa kebersamaan antar negara-negara di dunia memang menjadi hal yang sangatlah penting demi tujuan global bersama yakni pulih dari krisis setelah pandemi Covid-19.

Lebih lanjut, Suryopratomo juga menambahkan bahwa definisi dari kerja sama dalam skala global antara negara-negara tersebut adalah berarti setiap negara harus mampu untuk mengesampingkan terlebih dahulu segala macam perbedaan yang pastinya ada. Karena jika masih berkutat dan membeda-bedakan kepentingan, maka tentu sebuah kerja sama tidak akan bisa lahir dengan baik. Semua perbedaan tersebut harus dileburkan terlebih dahulu dan hanya berfokus pada sebuah tujuan bersama saja.

Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Rosan Perkasa juga menyebutkan hal serupa. Dirinya menyatakan bahwa dampak panjang dari adanya pandemi Covid-19 adalah negara-negara saat ini tengah mengalami krisis bahkan bukan hanya pada satu sektor saja, melainkan krisis yang terjadi itu secara multidimensional, mulai dari kesehatan tentunya, kemudian ada pula krisis ekonomi akibat disrupsi rantai pasok dunia, ancaman perbuahan iklim hingga seluruhnya justru diperparah dengan konflik Rusia-Ukraina. Maka dari itu justru kolaborasi Internasional dan juga multilateralisme adalah kunci penting untuk segera terbebas dari itu semua.

Indonesia sendiri yang merupakan negara presidensi G20, terus mengangkat isu multidimensional dalam forum dunia tersebut dengan tujuan besar memang supaya semua negara bisa sadar betapa pentingnya kolaborasi internasional. Setidaknya terdapat tiga isu yang terus menjadi prioritas dalam G20, yakni mengenai arsitektur kesehatan global, transformasi digital hingga upaya untuk melakukan transisi ke arah energi yang berkelanjutan supaya generasi penerus tetap bisa merasakan betapa indahnya lingkungan tanpa tercemar.

Terkait dengan upaya tranformasi digital tersebut, Ketua Smart City & Community Innovation Center (SCCIC) ITB, Prof. Suhono Supangkat menegaskan bahwa memang digitalisasi itu adalah sebuah katalisator atau penyebab utama dari adanya pemulihan bahkan di setiap sektor termasuk ekonomi, lingkungan, kesehatan dan lainnya.

Kembali lagi, bahwa ternyata Indonesia sendiri juga merupakan salah satu negara pelopor, apalagi sudah banyak dikenal betapa berhasilnya Bangsa ini dalam upaya pengendalian dan penanganan pandemi Covid-19. Prof Suhono memberikan contoh bahwa digitalisasi sendiri sudah diterapkan oleh Indonesia dan mampu mulai dicontoh negara lain seperti pada bagaimana bekerjanya aplikasi Peduli Lindungi, yang di dalamnya berisi banyak informasi penting dan saling terintegrasi mengenai penanganan pandemi Covid-19 termasuk juga sangat penting bagi masyarakat.

Duta Besar Indonesia untuk Jepang, Heri Akhmadi menyatakan bahwa kerja sama bilateral yang tengah terjadi antara Indonesia dengan Jepang juga bisa menjadi salah satu contoh dunia lantaran ternyata berhasil menciptakan banyak terobosan baru. Sejauh ini memang semua negara, utamanya dalam G20 terus bertukar ide mengenai bagaimana upata menemukan berbagai jenis inovasi dari banyak sektor sehingga mampu memecahkan isu-isu yang sangat kompleks mulai dari pada ranah perkotaan bahkan pedesaan.

Suksesnya kepemimpinan atau Presidensi Indonesia dalam forum KTT G20 memang menjadi upaya untuk terus mewujudkan kolaborasi internasional, utamanya dalam rangka segera bisa terlepas dari berbagai krisis setelah pandemi Covid-19.

)* Penulis adalah kontributor Nusa Bangsa institute

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda