Posko BIN Tanpa Henti Gelar Trauma Healing Untuk Anak-Anak - Seputar Sumsel

Selasa, 06 Desember 2022

Posko BIN Tanpa Henti Gelar Trauma Healing Untuk Anak-Anak

Cianjur — Sudah lebih dari 2 minggu warga penyintas gempa bertahan di Posko BIN, Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang, Cianjur. Banyak warga penyintas yang juga mengajak anak-anaknya untuk berlindung di posko BIN. Untuk mengurangi rasa trauma pada anak-anak, khususnya pasca bencana gempa, BIN kerap kali mengadakan kegiatan _trauma healing_ untuk dapat menghibur mereka.

Salah satu kegiatan yang dilakukan bekerja sama dengan Paguyuban Mojang Jajaka Cianjur. Dalam kegiatan anak-anak diajak untuk bermain dan berinteraksi bersama, sekaligus memberikan edukasi terhadap anak-anak terkait pengetahuan dasar. Koordinator Mojang Jajaka Cianjur, Kuroini Milla (25) mengatakan kegiatan ini telah dilakukan sejak hari pertama pasca gempa Cianjur. “Kami membuat posko di wilayah Cipanas dan Cianjur, sekaligus mengunjungi posko-posko lain berdasar permintaan di _Direct Message_ (DM) Instagram ataupun melalui _Whatsapp_ (WA)”, ujar Milla.

“Kami juga telah melaksanakan dua kali kegiatan _trauma healing_ di Posko BIN, dan dari perkembangannya antusiasme anak-anak semakin meningkat. Sebelumnya anak-anak masih canggung namun sekarang mereka lebih terbuka, terlihat lebih bersemangat dan bahagia,” imbuhnya.

Dengan adanya kegiatan ini anak-anak dapat terhibur dan mengurangi rasa trauma, karena gempa susulan masih sering terjadi di wilayah Cianjur. “Melalui kegiatan seperti ini pula kami berharap mereka (penyintas gempa) bisa mengurangi kepanikan pada saat gempa susulan terjadi dan anak-anak bisa selalu ceria”, pungkasnya.

Hal senada juga diutarakan tenaga pengajar Mojang Jajaka Cianjur, Annisa Talenta (23). Wanita yang akrab disapa Nissa itu menyampaikan pengalaman pertama baginya, namun juga menjadi momen yang menyenangkan karena bisa melihat anak-anak tersenyum dan tertawa bahagia.

“Anak-anak terlihat antusias mengikuti kegiatan ini, mereka terhibur, tertawa ceria sehingga dapat melupakan kejadian traumatis yang mereka alami. Mungkin untuk kegiatan ke depan kami akan meningkatkan kualitas maupun kuantitasnya. Sehingga anak anak dapat lebih aktif mengikuti kegiatan ini,” tutupnya.

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda