IKN Nusantara Mengoptimalkan Kawasan Hijau
Oleh : Rizki Kurnia )*
Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara akan menjadi kota yang ultra modern dan membanggakan, karena menampakkan wajah Indonesia di mata dunia internasional. Namun masyarakat tak perlu khawatir akan pembangunannya karena 70 persen kawasannya hijau. IKN akan tetap ramah lingkungan karena berada di Kalimantan yang menjadi salah satu paru-paru dunia.
Ibu kota negara akan dipindah dari DKI Jakarta ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Pemindahan ini masih dalam proses karena IKN Nusantara masih dalam proses pembangunan. Ketika ibu kota dipindah maka konsepnya berubah jauh dari Jakarta yang metropolitan. IKN akan jadi green city dan sangat ramah lingkungan.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Suharso Monoarfa menyatakan bahwa akan ada pembangunan kawasan hijau di IKN Nusantara, sebanyak 70-75%. Juga ada kawasan persemaian bibit modern di Sepaku, Kalimantan Timur, sebesar 120 hektar. Kapasitas persemaiannya 10 juta bibit per tahun.
Pernyataan Menteri Suharso dilontarkan ketika beliau beraudensi dengan Bupati Penajam Paser Utara, Abdul Gafur Mas’ud. Tidak akan ada kekhawatiran bahwa pembangunan IKN bersebrangan dengan status Borneo sebagai salah satu paru-paru dunia. Suharso menjamin bahwa IKN tidak akan mengubah drastis Penajam Paser Utara menjadi daerah yang gersang, pasca proses pembangunan.
Jika sudah ada jaminan dari Menteri Suharso maka tak hanya Bupati Penajam Paser Utara yang lega, tetapi juga rakyat Borneo, khususnya Kalimantan Timur. Selama ini mereka takut bahwa datangnya truk-truk dan traktor akan membabat hutan Kalimantan. Namun tidak akan terjadi, karena pemerintah sudah merencanakan bahwa minimal 70% daerah IKN adalah kawasan hijau.
Untuk mewujudkan 70% kawasan hijau maka caranya dengan reboisasi alias penghijauan di Kalimantan Timur. Reboisasi dilakukan tidak hanya di daratan, tetapi juga perbukitan. Dengan reboisasi maka dipastikan Penajam Paser Utara yang nantinya berubah nama jadi Nusantara, akan menjadi daerah yang asri, sejuk, dan menyenangkan.
Pemerintah membuat konsep green city pada IKN karena selama ini, ibu kota identik dengan tempat yang penuh dengan manusia dan kendaraan, sehingga pengap, macet, dan membuat sesak nafas. Padahal situasi ini sangat tidak sehat dan merugikan penduduknya dalam jangka panjang. Oleh karena itu saat ibu kota dipindah ke Kalimantan, akan dibuat kota yang modern tetapi ramah lingkungan.
Konsep green city untuk ibu kota masih jarang diaplikasikan di negara-negara lain, bahkan bisa dikatakan Indonesia menjadi pionir. Oleh karena itu masyarakat mengapresiasi Presiden Jokowi, yang bekerja keras untuk mewujudkan proyek IKN yang hijau dan tidak merusak hutan Kalimantan. Sebuah kota yang hijau juga minim emisi gas buangan sehingga mayoritas penduduknya menggunakan kendaraan listrik, dan ini masih jadi proyek jangka panjang.
Sementara itu, Rwanda Wandy, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), menyatakan bahwa pembangunan IKN akan berkonsep smart city forest. Selain minimal 70% di IKN merupakan kawasan hijau, konstruksi bangunannya akan ramah lingkungan.
Dalam artian, bangunan yang ramah lingkungan akan memanfaatkan energi dan sumber daya alam yang efisien. Lahannya tepat guna, terdapat efisiensi energi, dan konservasi air. Contohnya adalah bangunan yang memiliki ventilasi yang cukup dan punya RTH (ruang terbuka hijau).
Konsep bangunan ramah lingkungan amat bagus dan tidak bisa diterapkan di DKI Jakarta yang penuh-sesak, tetapi baru bisa diaplikasikan di IKN Nusantara. Selain tanahnya masih luas, lingkungannya juga mendukung. Tumbuhan yang ditanam di RTH juga didapatkan dari tempat pembibitan di Sepaku, sehingga tidak terlalu jauh dari posisi IKN saat ini dan hemat ongkos transportasi.
Jika perumahan ASN dan karyawan lembaga negara, serta perumahan warga sipil sudah ramah lingkungan, maka mereka akan merasa lebih nyaman. Penyebabnya karena rumah sudah berasa sejuk karena ventilasinya lebar, dan tidak usah memasang AC. Dengan penataan rumah yang baik dan pemilihan bahan bangunan yang ramah lingkungan, maka bangunan tersebut berstatus ramah lingkungan dan mendukung konsep forest city.
Ketika pemerintah ingin membangun forest city maka sangat diapresiasi masyarakat, karena akan menonjolkan keunggulan Kalimantan sebagai pulau yang asri dan masih hijau. IKN berada di Kalimantan Timur, oleh karena itu konsepnya mengikuti hijaunya Borneo yang menyejukkan mata.
Dengan konsep forest city maka juga akan menepis kekhawatiran sebagian orang karena mereka mengira dengan pembangunan IKN, maka Kalimantan Timur akan diratakan, dibuang pohon-pohonnya, lalu dibangun gedung-gedung bertingkat di atasnya. Pemerintah tidak ingin seperti itu karena akan membuat banjir dan berdampak negatif pada bumi, karena Kalimantan adalah salah satu paru-paru dunia.
IKN akan dibangun dengan kawasan hijau dan mayoritas wilayahnya masih berupa hutan dan ruang terbuka hijau. Dengan cara ini maka tidak akan meninggalkan identitas Borneo yang asli. Kemudian, lingkungan akan terjaga dan rumahnya juga nyaman ditinggali, karena dibangun dengan ramah lingkungan. Penduduk asli dan pendatang akan nyaman untuk tinggal di IKN Nusantara.
)* Penulis adalah kontributor Ruang Baca Nusantara