Patahkan Pernyataan Anies Baswedan, Ini Bukti Pembangunan Jalan Era Jokowi Lebih Banyak Dibandingkan Era SBY
Jakarta - Data Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa pembangunan jalan era Presiden Jokowi lebih banyak dibandingkan era SBY. Hal tersebut secara otomatis mematahkan pernyataan Anies Baswedan yang menyebutkan sebaliknya.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), selama 9 tahun masa pemerintahan Joko Widodo (Jokowi), periode 2014-2020, telah membangun jalan sepanjang 30.613 kilometer (km) atau 5,91 persen dari 517.713 km pada 2014 menjadi 548.366 km pada 2020. Dalam rentang waktu tersebut total penambahan panjang jalan nasional mencapai 592 km dari 46.432 km menjadi 47.024 km. Adapun, jalan provinsi telah bertambah sepanjang 1.317 km menjadi 54.845 km pada 2020 dari total panjang jalan 53.528 km pada 2014. Kemudian, untuk jalan kabupaten/kota dari 417.793 km menjadi 446.497 atau sudah bertambah 28.794 km.
Sementara itu, era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang berlangsung pada periode 2004-2014, mampu menambah panjang jalan dengan total 144.825 km atau 38,83 persen dari total panjang nasional 372.928 km pada 2004 menjadi 517.753 km pada 2014. Perinciannya, jalan negara tercatat bertambah 11.804 km, dari 34.628 km pada 2004 menjadi 46.432 km. Kemudian, total panjang jalan provinsi bertambah 13.403 km menjadi 53.528 km dari sebelumnya 40.125 km pada 2004, sedangkan jalan kabupaten/kota bertambah sepanjang 119.618 km menjadi 417.793 km dari 298.175 pada 2004.
Pembangunan infrastruktur jalan memang menjadi prioritas dalam Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama dua periode, termasuk pembangunan jalan tol. Pembangunan jalan tol di era Jokowi juga lebih gencar dilakukan dibandingkan dengan era Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Di era Jokowi mencapai 1.848 kilometer, lima kali lipat lebih luas dibanding era SBY sepanjang 350 kilometer.
Berdasarkan data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencatat, dalam periode kepemimpinan Jokowi hingga Maret 2023, telah dibangun sepanjang 1.848,1 kilometer jalan tol, atau rata-rata dibangun 264,01 km per tahun. Sebelumnya di akhir 2014, total jalan tol yang beroperasi sepanjang 789,82 kilometer. Sehingga totalnya hingga Maret 2023 sepanjang 2.623,51 kilometer.
"Dalam periode masa kepemimpinan Presiden Jokowi mulai 2014 sampai Maret 2023, telah dibangun 1.848,1 km jalan tol," kata Kepala BPJT Danang Parikesit dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR RI, belum lama ini.
Danang memaparkan, hingga Maret 2023 terdapat 70 ruas jalan tol operasi yang dikelola oleh 49 Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dengan total panjang jalan tol 2.623,51 kilometer. Angka ini tumbuh signifikan dibandingkan akhir 2019 dengan panjang 1.298,3 kilometer. Hingga akhir 2024, ditargetkan akan tersambung jalan tol sepanjang 3.196 kilometer.
Dari total 2.623,51 kilometer jalan tol yang beroperasi tersebut, rinciannya adalah 1.716,15 km beroperasi di Pulau Jawa, 738,46 km di Pulau Sumatra, 97,27 km di Pulau Kalimantan, 61,46 km di Pulau Sulawesi, dan 10,07 km di Pulau Bali dan NTB.
Sedangkan selama kurun waktu Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2004 hingga 2014, dari data yang dihimpun tim redaksi, pembangunan jalan tol hanya mencapai 14 ruas dengan panjang sekitar 350 kilometer.
Jalan-jalan tol yang dibangun SBY di antaranya Tol Cikampek-Padalarang sepanjang 58,5 km pada tahun 2005, Jembatan Suramadu sepanjang 5,4 km pada 2009, Tol Kanci-Pejagan sepanjang 35 km pada 2010, Semarang-Solo 73 km pada 2011.