Pimpin Keketuaan ASEAN, Indonesia Ajak Dunia untuk Saling Bekerja Sama dalam Kesetaraan
JAKARTA — Memimpin keketuaan ASEAN ke-43 pada tahun 2023 ini, Indonesia mengajak dunia untuk bisa saling bekerja sama dalam bingkai kesetaraan agar bisa bersama meraih kemajuan.
Tidak bisa dipungkiri bahwa bagaimana kondisi dunia saat ini yang penuh akan ketidakpastian dan juga gejolak merupakan tantangan yang harus bisa diatasi secara bersama-sama termasuk bagi negara anggota ASEAN.
Maka dari itu, ASEAN sendiri tidak akan mampu mengatasi hal tersebut apabila tidak adanya dukungan dari negara-negara lain pula.
Sehingga, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam pidato pembukaan KTT ASEAN ke-43 mengajak kepada seluruh pihak untuk bisa mewujudkan kerja sama yang baik.
Kerja sama tersebut adalah ketika seluruh negara bisa memiliki posisi yang setara dan bisa saling menguntungkan satu sama lain untuk menggapai epicentrum of growth.
“Kapal-kapal mitra ASEAN, mari kita bersama mewujudkan kerja sama yang setara dan saling menguntungkan untuk berlayar bersama menuju epicentrum of growth,” kata Kepala Negara.
Dengan terjadinya banyak gejolak yang saat ini berlangsung di tengah dunia, Presiden Jokowi menegaskan bagaimana posisi kuat yang dimiliki oleh ASEAN.
Seluruh negara anggota ASEAN sama sekali tidak menginginkan terjadinya rivalitas lantaran jelas justru akan mendatangkan dampak buruk.
Hal tersebut dikarenakan memang tujuan awal terbentuknya persatuan negara-negara di Asia Tenggara itu karena untuk menjalin kerja sama yang baik sehingga menciptakan kemakmuran, stabilitas serta perdamaian bagi dunia.
“Jangan jadikan kapal kami ASEAN sebagai arena rivalitas yang saling menghancurkan, tapi jadikan kapal kami ladang untuk menumbuhkan kerja sama, menciptakan kemakmuran, stabilitas dan perdamaian, yang tidak hanya bagi kawasan tetapi juga bagi dunia,” tegas Presiden.
Maka dari itu, meski banyak sekali isu mengenai bagaimana kekuatan besar dunia ingin saling berebut pengaruh dan kekuasaan mereka, namun ASEAN tetap memantapkan posisinya sebagai persatuan negara yang tidak akan menjadi proxy bagi pihak manapun.
Dengan adanya penegasan itu, maka akan semakin memungkinkan pula terjalinnya kerja sama yang sangat luas dengan banyaknya pihak yang ingin bersama-sama menciptakan perdamaian dan kemakmuran bersama.
“Tapi ASEAN sudah sepakat untuk tidak menjadi proxy bagi kekuatan manapun untuk bekerja sama dengan siapapun bagi perdamaian dan kemakmuran,” ungkap Presiden RI ketujuh itu.
Dalam hal ini, menjadi salah satu poin paling penting yang harus terus dijunjung tinggi adalah mengenai kesetaraan antar negara.
Karena dengan adanya kesetaraan dari seluruh negara dalam kerja samanya, maka jelas akan mengantarkan pada kemajuan.
“Kesetaraan justru menjadi value utama yang kita hormati dan kita junjung bersama dalam bingkai persatuan dan kebersamaan sehingga kapal besar ASEAN dapat terus melaju,” jelas Kepala Negara.
Kesetaraan berarti dalam setiap negara masih dimungkinkan untuk terjadinya perbedaan pendapat.
“Karena perbedaan pendapat justru menyuburkan demokrasi dan menunjukkan bahwa kita sebagai keluarga memiliki kedudukan yang setara,” pungkas Presiden Jokowi.