Pedagang Akui Strategi Pemerintah Stabilisasi Harga Beras Berhasil
Oleh : Gema Iva Kirana )*
Para pedagang telah mengakui dan memberikan apresiasi mengenai bagaimana strategi dari Pemerintah RI yang bekerja sama dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) dalam upaya untuk melakukan stabilisasi harga beras dan terbukti telah berhasil.
Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Epi Sulandari dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi tahun 2023 mengatakan saat ini mulai terjadi penurunan harga beras di pekan pertama bulan Oktober 2023. Hal tersebut merupakan upaya dan komitmen sangat kuat Pemerintah dengan mulai menggelontorkan beras ke Pasar Induk Beras Cipinang (PBIC) dan juga Food Station.
Dengan adanya upaya untuk melakukan penjualan akan stok beras dari Bulog ke PIBC, sudah terlihat hasilnya, dan di pasar mulai terjadi penurunan harga dan juga stabilisasi harga. Hal tersebut diperkuat dari adanya data dari Panel Harga Badan Pangan, yakni telah terjadi penurunan.
Bulog sendiri telah menjalin kerja sama dan koordinasi dengan para pedagang beras di PIBC, agar beras yang mereka gelontorkan tersebut bisa secara langsung dijual ke para pedagang eceran yang menjualnya langsung ke konsumen. Pedagang yang dipilih merupakan pedagang yang sudah diversifikasi oleh Dinas Perdagangan Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta. Mereka diketahui memang menjual beras, namun bersamaan dengan bahan pangan lainnya. Selain itu, juga telah dipasangkan spanduk dan dokumen lain agar beras tersebut bisa dijual sesuai dengan ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh Pemerintah RI.
Saat dikonfirmasi, para Pedagang di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) mengakui bahwa memang harga beras mulai turun semenjak adanya upaya operasi pasar dengan beras dan juga Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang dilakukan oleh pemerintah.
Terkait penurunan harga beras yang sudah dirasakan oleh para pedagang di PIBC, Ketua Koperasi Pasar Induk Beras Cipinang (KKPIBC), Zulkifli Rasyid mengungkapkan bahwa saat ini harga beras dengan kualitas medium sudah mulai turun menjadi Rp11.200 per kilogramnya, sebelumnya sempat naik pada harga 12.800 Rupiah per kilogram.
Sehingga, bisa dikatakan bahwa upaya dari Pemerintah RI yang bekerja sama dengan Bulog untuk melakukan penggelontoran beras SPHP ke PBIC dan juga semenjak digencarkannya upaya operasi pasar, merupakan strategi yang sangat bagus karena terbukti membawa hasil yang nyata di tengah masyarakat dan dampaknya bisa dirasakan secara langsung.
Harga beras yang sudah berangsur turun telah terjadi dari beberapa hari yang lalu itu juga merupakan bukti nyata dari bagaimana Pemerintah sangat mendengarkan aspirasi yang sudah disampaikan langsung oleh para warganya, utamanya dari para pedagang di pasar sehingga penurunan harga beras kini mulai terjadi.
Pada kesempatan lain, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga telah mengklaim bahwa harga beras saat ini di pasaran memang mulai turun. Setidaknya penurunan tersebut sudah terjadi di PIBC, Jakarta Timur. Menurutnya, untuk bisa mengatasi fenomena tingginya harga beras, Pemerintah telah berupaya untuk terus menurunkan harganya dengan cara membanjiri pasar dengan beras yang berharga murah. Dan kini hasil dari langkah tersebut sudah bisa mulai dirasakan oleh masyarakat.
Dengan terjadinya penurunan harga beras di PIBC, maka besar pula harapan bahwa penurunan harga tersebut mampu dirasakan juga hingga ke tingkat para konsumen. Mengenai ketersediaan atau stok beras sendiri di Cipinang, jumlahnya bahkan telah mencapai hingga sebanyak 28 ton.
Angka tersebut telah bertambah senilai 6,5 persen dari jumlah rata-rata stok bulan lalu. Kemudian beras yang ada di Cipinang sendiri memang telah didistribusikan sebanyak 57,52 persen ke kawasan DKI Jakarta. Upaya memang sudah banyak sekali dilakukan oleh Pemerintah RI dalam rangka untuk bisa menurunkan harga beras. Mulai dari operasi pasar dengan dengan cara menyalurkan cadangan beras pemerintah (CBP), banyuan pangan beras hingga gerakan pangan murah.
Presiden Jokowi juga terus menginstruksikan agar semakin diperbanyak pasokan komoditas beras sampai ke pasar domestik sebagai strategi untuk bisa menekan harga jual di tingkat konsumen yang kini terimbas akibat mahalnya harga gabah. Menurutnya dengan mahalnya harga gabah saat ini mampu berkontribusi pada kenaikan haga komoditas beras di pasar domestik sehingga perlu untuk diantisipasi.
Segala daya upaya yang selama ini untuk melakukan stabilisasi harga beras ternyata membuahkan hasil yang nyata dan terbukti telah berhasil. Hal tersebut bahkan juga diakui oleh para pedagang sendiri di PBIC, yang mana mereka kemudian mengapresiasi tinggi bagaimana langkah dari Pemerintah yang bekerja sama dengan pihak Bulog.
)* Penulis adalah kontributor Persada Institute