Tindak Tegas KST Papua Penyerang Pekerja Proyek Puskemas
Oleh : Yowar Matulessy )*
Kabupaten Puncak, Papua, telah menjadi saksi kebrutalan yang tidak berperikemanusiaan ketika Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua kembali menyerang, yang menewaskan seorang pekerja proyek pembangunan puskesmas dan melukai dua pekerja lainnya. Masyarakat pun mendukung penuh tindakan tegas Aparat Keamanan terhadap kelompok tersebut.
Aksi KST tersebut mendapat kecaman dari Orang Asli Papua (OAP). Ketua Markas Daerah Laskar Merah Putih Papua, Jan Christian Arebo, mengutuk keras tindakan biadab pembunuhan warga sipil oleh KST Papua. Menurut Arebo, tindakan pembunuhan tersebut sudah tidak dibenarkan dan sangat biadab, sehingga para pelaku tersebut harus ditindak tegas dan bisa ditangkap oleh aparat keamanan TNI-Polri.
Terbaru di Kabupaten Puncak, mereka kembali membuat aksi kekerasan yang mengerikan pada Kamis 19 Oktober 2023. Dalam aksi penyerangan itu, seorang pekerja proyek puskesmas meninggal dunia, dan dua pekerja lainnya terluka akibat serangan KST yang dilakukan dengan senjata api, anak panah, dan parang.
Laporan aksi penyeerangan tersebut disampaikan Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz, Kombes Faizal Ramadhani. Dalam laporannya, dia menggambarkan peristiwa mengerikan yang terjadi pada Kamis siang, di mana para pekerja proyek pembangunan puskesmas di Kabupaten Puncak, Papua, menjadi korban serangan.
Faizal menyampaikan bahwa dari 19 pekerja yang menjadi target serangan, dua di antaranya terluka akibat panah yang dilontarkan oleh penyerang, sementara satu orang lainnya meninggal dunia.
Aksi kejam ini memunculkan rasa takut yang mendalam di kalangan warga Papua dan menimbulkan pertanyaan tentang sejauh mana keamanan dapat terjamin di wilayah yang telah lama terperangkap dalam konflik bersenjata.
Kasatgas Humas Damai Cartenz, AKBP Bayu Suseno, menjelaskan bahwa penyerangan dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis senjata, dari senjata api hingga anak panah dan parang, terjadi sekitar pukul 13.00 WIT. KST telah menunjukkan sifat aslinyayaitu tidak kenal belas kasihan. Serangan ini berakhir ketika sejumlah pekerja berhasil melarikan diri dan melapor ke Pos Kotis yang terletak di Ilaga, Puncak, Papua.
Usai mendapatkan laporan ini, tim gabungan dari Satgas Damai Cartenz dan TNI segera bergerak ke lokasi penyerangan dengan tekad untuk mengevakuasi dua pekerja yang masih belum ditemukan. Tim menemukan satu pekerja yang sudah meninggal. Selain itu, mereka berhasil menemukan satu pekerja lainnya yang berhasil bersembunyi di semak-semak, meskipun terluka akibat terkena panah.
Ini adalah momen yang mengguncangkan, yang menunjukkan betapa sulitnya tantangan yang dihadapi oleh tim penyelamat yang berusaha untuk menyelamatkan nyawa para pekerja yang terluka. Korban yang terluka atau meninggal dunia dibawa ke RSUD Puncak untuk perawatan medis dan autopsi.
Para pekerja yang selamat mengalami ketakutan dan trauma yang luar biasa, sekarang sudah diamankan di Polsek Puncak untuk dimintai keterangan. Tujuan dari langkah-langkah ini adalah untuk mengidentifikasi pelaku kejahatan dan memastikan bahwa mereka mendapatkan hukuman yang pantas sesuai dengan hukum yang berlaku.
Serangan brutal ini adalah bagian dari pola kekerasan yang telah lama menjadi karakteristik KST di Papua. Sebelumnya, kelompok ini juga telah membunuh tujuh orang pekerja tambang emas tradisional di wilayah Yahukimo.
Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz, Faizal, melaporkan bahwa serangan terhadap pekerja tambang terjadi di Kamp Pendulang Emas di Kali I, Kampung Mosum II, Samboga, Yahukimo, sekitar pukul 14.30 WIT. Bahkan ketika tim gabungan datang untuk mengevakuasi 11 pekerja yang masih bersembunyi dari kejaran KST, terjadi kontak tembak yang semakin memperparah situasi.
Kekejaman KST juga melibatkan pembakaran. Selain menyerang pekerja tambang, Faizal melaporkan bahwa kelompok Egianus Kogoya juga membakar beberapa kendaraan eskavator, truk, dan kamp pendulangan. Serangan dan kebakaran ini menciptakan ketakutan dan ketidakpastian yang melanda warga setempat.
KST di Papua telah menjadi ancaman serius bagi keamanan warga sipil dan stabilitas wilayah. Tindakan mereka yang brutal telah menciptakan ketakutan dan mempengaruhi kehidupan sehari-hari orang-orang yang tinggal di daerah konflik ini.
Papua, yang seharusnya menjadi tempat bagi perdamaian dan kemajuan, telah terjerat dalam lingkaran kekerasan yang tampaknya tak kunjung berakhir.
Serangan KST adalah tantangan serius yang mempengaruhi Papua dan seluruh Indonesia. Tindakan kejam mereka telah menghancurkan kehidupan warga sipil, mengancam stabilitas wilayah, dan merusak upaya pembangunan.
Aksi-aksi kekerasan ini juga menimbulkan pertanyaan tentang sejauh mana keamanan dan ketertiban dapat terjamin di Papua. Sebagai negara yang berkomitmen terhadap hak asasi manusia, kita tidak dapat berdiam diri saat tragedi ini terus berlanjut.
Tindakan KST adalah ancaman terhadap kehidupan dan keamanan warga Papua, serta ancaman terhadap kemajuan dan perdamaian di wilayah ini. Kita semua sangat berharap, sebagai warga negara Indonesia, memiliki tanggung jawab untuk mendukung penuh upaya penegakan hukum serta menindak tegas seluruh anggota dan simpatisan KST Papua.
)* Penulis adalah Mahasiswa Papua Tinggal di Manado