Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Disiplin Prokes Strategi Jitu Hadapi Gelombang Ketiga Covid-19


Oleh : Agung Kurniawan )*

Disiplin Prokes menjadi strategi  jitu untuk menghadapi gelombang ketiga Covid-19. Dengan adanya langkah proteksi tersebut, maka diharapkan dapat meredam lonjakan Covid-19 akibat relaksasi kegiatan.

Pandemi belum 100% selesai dan masyarakat mulai kelelahan, karena hampir 2 tahun berjibaku dengan corona. Memang selain harus menjaga kesehatan fisik, kesehatan mental juga perlu distabilkan, karena mengurangi mobilitas lama-lama membuat stress. Namun kita wajib tahu diri agar tidak sembarangan keluar rumah dan akhirnya tertular virus covid-19.

Selama pandemi sudah ada 2 kali serangan corona, dan menurut para epidemiolog, serangan yang ketiga akan muncul pada awal tahun 2022. Mereka memprediksinya karena saat ini kasus corona sedang turun, dan biasanya ketika kurva sedang landai maka bisa naik lagi. Selain itu, merujuk pada kasus serangan corona gelombang kedua tahun lalu, selalu ada lonjakan pasien covid pasca liburan, dan akhir tahun banyak tanggal merah serta libur sekolah.

Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menyatakan bahwa semua elemen bangsa harus disiplin dalam menjalankan berbagai kebijakan untuk menangani corona, termasuk prokes 10M. Jika satu saja pihak yang tidak disiplin, maka akan mengacaukan upaya pengendalian. Semua pihak mulai dari masyarakat, pelaksana, dan pemangku kepentingan harus menjalankan kebijakan pengendalian corona.

Kekompakan dalam menjaankan prokes 10M memang harus dilakukan semua orang. Misalnya ketika ada pejabat yang taat memakai masker, maka akan diikuti pula oleh bawahannya, dan juga warga sipil. Penyebabnya karena sebagai pejabat ia menjadi tokoh masyarakat sehingga gerak-geriknya disorot dan dicontoh oleh warganya. Sehingga jangan sampai sang pejabat malah memberi contoh yang salah dengan malas pakai masker.

Selain itu, warga sipil juga wajib menaati prokes 10M. Ketika ada yang malah anti masker bahkan anti vaksin, maka akan merepotkan yang lain, terutama para nakes. Masyarakat yang nakal itu bisa kena corona dan menularkannya ke keluarga dan teman-teman, lalu kasus covid naik lagi. Akibatnya kerja nakes jadi ekstra keras dan mereka kelelahan karena harus mengambil long shift (12 jam sehari).

Ketika ada yang nakal dalam melanggar prokes maka bisa membuat efek domino negatif seperti itu, dan akhirnya serangan corona gelombang ketiga benar-beanr terjadi. Memang saat ini masa tenang, karena jumlah pasien covid hanya 600-an per hari. Akan tetapi jangan santai-santai dulu lalu malas pakai masker, karena jika banyak yang lalai, maka serangan corona benar-benar terjadi.

Memang prediksi serangan corona gelombang ketiga baru sebuah perkiraan, tetapi itu adalah sebuah peringatan. Jadi jangan bersikap cuek dan akhirnya mengabaikan prokes 10M. Jangan lupa bahwa epidemiolog adalah ahli di bidangnya, jadi mereka membuat statement berdasarkan teori.

Untuk mencegah serangan corona gelombang ketiga maka memang harus taat prokes 10M. Sudahkah Anda membeli masker hari ini? Masker menjadi benda wajib saat belanja bulanan, dan karena harus pakai masker ganda, maka harus ada masker disposable dan masker kain di rumah. Walau hanya ke warung depan gang, harus tetap pakai masker.

Selain itu, selalu cuci tangan dan jaga kebersihan badan, dan langsung mandi keramas saat sampai di rumah, serta berganti baju. Jaga juga kebersihan lingkungan dan selalu bergaya hidup sehat, demi imunitas tubuh yang tinggi. Jika semua orang disiplin prokes maka serangan corona gelombang ketiga tidak akan terjadi.

Menaati prokes 10M tidak terlalu sulit, karena sejak awal tahun 2020 lalu kita sudah biasa pakai masker, bukan? Untuk menaati poin prokes lain juga mudah, yang penting niat dan tidak menyepelekan. Serangan corona gelombang ketiga bisa dihindari jika semua taat prokes.


)* Penulis adalah kontributor Nusa Bangsa Institute