Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pembangunan Infrastruktur Mendongkrak Perekonomian Rakyat Papua




Oleh : Alfred Jigibalom )*

Peningkatan perekonomian di Papua tentu saja tidak terlepas dari adanya pembangunan infrastruktur, pembangunan seperti jalan, jembatam hingga bandara, tentu saja akan berimbas pada perputaran roda perekonomian di Papua.

Pembangunan sejumlah proyek di Bumi Cenderawasih memang terbukti mendorong perekonomian masyarakat Indonesia Timur, tak terkecuali di Kabupaten Kepulauan Yapen Papua.

Faktor geografis Kabupaten Kepulauan Yapen yang terdiri dari gugusan pulau-pulau sangat bergantung pada infrastruktur demi kelancaran mobilitas penduduk hingga barang dan jasa.

Secara konsisten pemerintah juga menghadirkan infrastruktur baru bagi masyarakat Papua, seperti pembangunan jembatan Sungai Sumboy. Jembatan sepanjang 80 meter tersebut menghubungkan dua distrik, yakni Distrik Kosiwo dan Distrik Yapen Barat.

Dibangunnya jembatan tersebut tentu saja sangat membantu aktivitas penduduk dan mendorong perekonomian masyarakat setempat. Pasalnya, sebelum pembangunan jembatan Sungai Sumboy, penduduk dua distrik terpaksa menyeberangi sungai serta melawan arus deras untuk menuju wilayah kota. Kini, melalui jembatan Sungai Sumboy, mobilitas masyarakat hingga barang dan jasa akan semakin mudah.

Konektivitas wilayah dengan pusat pemerintahan, perekonomian, pendidikan dan kesehatan pun semakin terjangkau lantaran jarak tempuhnya semakin singkat. Dampak ekonomi juga mulai terasa karena masyarakat dapat menghemat biaya operasional kendaraan melalui jembatan Sungai Sumboy.

Berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat Statistik) Kabupaten Kepulauan Yapen, perekonomian daerah pesisir tersebut ditopang oleh sektor pertanian, kehutanan, perikanan, serta perdagangan yang berkontribusi di atas 15% kepada Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) setiap tahunnya.

Bupati Kabupaten Kepulauan Yapen, Tonny Tesar, mengatakan bahwa sumber pendanaan pembangunan jembatan tersebut berasal dari fasilitas pinjaman daerah oleh PT SMI. Fasilitas pinjaman daerah tersebut sangat menguntungkan tidak hanya bagi pemerintah daerah, tetapi juga masyarakat karena bisa langsung merasakan manfaat dari infrastruktur yang dibangun.

Dalam keterangan resmi di laman Kabupaten Kepulauan Yapen, Tesar mengatakan bahwa pihaknya merasa bersyukur bahwa jembatan ini bisa diselesaikan dengan besaran kontrak Rp. 20.9 miliar. Bahwa pinjaman daerah ini harus dapat dipertanggungjawabkan sampai dengan Rp 1 pun. Tidak bisa pinjaman ini digunakan untuk kegiatan di luar yang sudah direncanakan.

Kebutuhan terkait dengan infrastruktur yang mumpuni semakin terasa setelah pandemi Covid-19 melanda di Papua.

BPS Kabupaten Kepulauan Yapen mencatat bahwa pertumbuhan di sektor ekonomi pada wilayah tersebut mengalami kontraksi sebesar minus 4,55% sepanjang 2020 akibat pandemi Covid-19. Padahal, Kabupaten dengan jumlah penduduk 112 ribu jiwa tersebut mampu tumbuh di atas 4 persen pada periode 2016-2019.

Rinciannya, perekonomian tumbuh 5,41 % pada tahun 2016, lalu 4,64 % di 2017. Pada tahun 2018, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Yapen tercatat sebesar 4.55 % dan sebesar 4.73 % pada 2019.

Oleh sebab itu pembangunan infrastruktur diharapkan mampu menggeliatkan kembali perekonomian kepulauan yang berada di wilayah Teluk Cenderawasih tersebut. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat, barang dan jasa melalui kehadiran berbagai infrastruktur yang dibangun oleh pemerintah.

Perlu kita ketahui bahwa Papua telah menjadi provinsi yang mencatatkan ekonomi tertinggi pada kuartal III 2021, yakni 14.54 % secara tahunan. Pertumbuhannya naik daripada kuartal sebelumnya yang sebesar 13,7 %.

Kemudian, terdapat 13 sektor lain yang juga mendorong ekonomi Papua. Rinciannya, jasa perusahaan yang tumbuh 2,02 persen, infokom 2.71 persen, perdagangan besar 9.3 persen, serta pengadaan listrik dan gas sebesar 9,29%.

Lalu, jasa kesehatan dan kegiatan sosial tercatat tumbuh 5.21 persen, jasa keuangan dan asuransi 4.49 persen, jasa lainnya 3.73 persen, real estate 7.04 persen, penyedia jasa akomodasi dan makan minum 6,14 persen, pengadaan air, sampah dan daur ulang 6,58 persen, pertanian, kehutanan dan perikanan tumbuh 1.22 persen, serta transportasi dan pergudangan 0.24 persen.

Sementara itu, BPS juga menunjukkan pertambangan dan penggalian menjadi sumber pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 12.95 persen.

Meningkatnya perekonomian di Papua tentu saja menjadi hal baik, karena dengan demikian kesejahteraan masyarakat Papua akan meningkat dan tentu saja Papua akan menjadi provinsi yang semakin maju dan berkembang.



)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini