Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

BIN Membantu Anak Korban Gempa Cianjur

Oleh : Anindira Putri Maheswani )*

Badan Intleijen Negara (BIN) telah mengirim Tim Kemanusiaan ke Cianjur. Tak hanya menolong penyintas gempa Cianjur yang berstatus orang dewasa, mereka juga menolong anak-anak. Terlebih anak-anak banyak yang kehilangan orang tuanya sehingga wajib mendapatkan bantuan, baik logistik maupun layanan trauma healing.

Untuk menolong anak-anak korban gempa Cianjur maka BIN mengutus Tim Kemanusiaan ke kabupaten tersebut. Posko bantuan didirikan di Desa Cijedil, dan tim datang dengan diiringi 2 truk penuh berisi barang-barang bantuan. Deputi VII BIN Prabawa Ajie menyatakan bahwa Tim Kemanusiaan BIN membawa bantuan berupa makanan siap saji, uang, dan barang-barang keperluan anak-anak serta orang dewasa.

Anak-anak menjadi perhatian BIN karena mereka sangat menderita. Sebagai anak kecil, mereka berlari ketika ada gempa, dan tidak sempat berpikir untuk membawa baju, buku, atau barang-barang keperluannya. Oleh karena itu BIN membawakan mereka kebutuhan pokok dan kebutuhan untuk anak-anak. Tujuannya agar mereka bisa melanjutkan hidup tanpa kesusahan di kemudian hari.

Kemudian, anak-anak tentu tidak membawa uang tunai karena memang masih kecil. Kalau ada yang mengungsi bersama orang tuanya, belum tentu juga membawa dompet, karena sibuk menyelamatkan diri saat gempa dan tidak terpikir untuk mengambil persediaan uang. Mereka merasa senang karena diberi bantuan barang dan uang dari BIN, sehingga bisa digunakan untuk hidup sehari-hari.

Ada setidaknya 587 korban gempa yang ditolong oleh Tim Kemanusiaan BIN. Di antara mereka ada anak-anak yang sangat membutuhkan uluran tangan. Berbeda dari orang dewasa yang bisa bekerja lagi setelah gempa, anak-anak bingung karena kekurangan makan, pakaian, dan uang. Dengan bantuan dari BIN maka mereka akan tersenyum kembali.

Bantuan dari Tim Kemanusiaan BIN sangat diapresiasi oleh anak-anak Cianjur karena mereka sangat membutuhkannya. Bahkan ada yang jadi yatim karena ayahnya meninggal karena gempa, dan menjadi prioritas dalam pemberian bantuan. Anak yatim atau yatim piatu akan diberikan makanan dan keperluan lain, dan diurus agar tidak terlunta-lunta di jalan.

Anak-anak Cianjur juga bisa mendapatkan pertolongan kesehatan karena Tim Kemanusian BIN memberikan layanan kesehatan. Bantuan diberikan secara door to door atau mobil ambulans mengelilingi Cianjur, sehingga makin banyak warga yang tertolong, termasuk anak-anak.

Tak akan ada cerita anak penyintas gempa Cianjur yang luka parah dan tidak tertolong, karena akan langsung diatasi oleh tim medikal dari BIN. Terlebih ketika situasi belum tertib karena banyak orang sibuk menyelamatkan diri sendiri dan mencari bantuan. Tim Kemanusiaan BIN dan tim medikal dengan sigap menolong anak-anak yang bisa saja tidak diperhatikan oleh orang dewasa lain.

Sementara itu, BIN juga memberikan bantuan berupa trauma healing kepada anak-anak penyintas gempa Cianjur. Trauma healing bekerja sama dengan YCAB (Yayasan Cinta anak Bangsa) dan Mojang Jajaka Cianjur. Dewi, salah satu perwakilan Mojang, menyatakan bahwa dalam trauma healing menggunakan metode bermain. Metode ini meningkatkan respon anak, dan mereka jadi ceria lagi, serta meningkatkan kreativitas.

Anak-anak penyintas gempa Cianjur diajak untuk bermain sehingga tidak lagi murung, sedih, dan mengingat-ingat gempa yang meruntuhkan rumahnya. Mereka akan bertemu dengan anak lain lalu bermain dengan gembira, dan keceriaannya akan menular. Dengan metode bermain maka anak-anak juga bisa meningkatkan kerja sama dan ceria lagi.

Selain diajak bermain, dalam sesi trauma healing anak-anak penyintas gempa Cianjur juga diajak untuk melipat kertas (origami). Dengan melipat kertas, selain untuk meningkatkan kreativitas, juga bisa mengurangi kecemasan. Saat mereka merasa sedih dan cemas maka akan dialihkan pikiran negatifnya dengan latihan origami, sehinggarasa traumanya perlahan-lahan menghilang.

Anak-anak penyintas gempa Cianjur juga mendengarkan dongeng dan bermain bersama. Dengan kegiatan trauma healing yang penuh dengan keceriaan maka mereka bisa melupakan kesedihannya karena menjadi korban gempa. Mereka akan rileks dan mendengarkan dongeng dengan ceria.

Dalam acara trauma healing, MC juga mengadakan tes cita-cita. Anak-anak penyintas gempa akan semangat dalam memberi tahu cita-citanya dan mereka dimotivasi agar terus belajar, sehingga bisa meraih cita-citanya setinggi mungkin. Dengan motivasi maka mereka terdorong agar kelak jadi orang dewasa yang berhasil dan mengharumkan nama bangsa.

Gempa telah membuat Cianjur berduka, termasuk anak-anak yang tinggal di kabupaten tersebut. Mereka mendapatkan bantuan dari Tim Kemanusiaan BIN, berupa makanan siap santap dan logistik lain. Kemudian, ada pula layanan kesehatan door to door serta trauma healing. BIN memberikan banyak bantuan agar anak-anak penyintas gempa Cianjur kembali ceria dan melupakan traumanya.

)* Penulis adalah kontributor Persada Institute