Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apresiasi Keberhasilan Ganjar Pranowo Tingkatkan Toleransi di Jawa Tengah

Oleh : Dwi Kurniawan )*

Apresiasi sangat tinggi patut diberikan kepada bagaimana keberhasilan nyata yang dibawa oleh Capres 2024 Ganjar Pranowo untuk terus berupaya dalam meningkatkan angka toleransi di Provinsi Jawa Tengah yang dipimpinnya. Hal tersebut menjadi bukti nyata bagaimana dirinya merupakan sosok pemimpin yang mampu membawa perubahan ke arah yang jauh lebih baik ke depannya.

Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo telah meresmikan Rumah Pembauran Kebangsaan (RPK) yang terletak di Jalan Imam Bonjol, Kota Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Dengan adanya peresmian yang dilakukan secara langsung oleh pria yang juga sekaligus merupakan calon presiden (Capres) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) pada kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) pada tahun 2024 mendatang itu, juga membuat Provinsi Jateng sebagai wilayah pertama yang memiliki Rumah Pembauran Kebangsaan di Indonesia.

Diketahui bahwa RPK sendiri merupakan sebuah fasilitas yang dikelola oleh Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Jawa Tengah beserta Pemerintah Provinsi (Pemprov) setempat. Tentunya dengan peresmian Rumah Pembauran Kebangsaan itu berarti menjadi sebuah wujud kerja nyata yang telah dilakukan oleh Ganjar Pranowo sendiri sebuah bentuk komitmen kuatnya untuk terus secara bersama menjaga persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di tengah sangat beragamnya latar belakang etnis dari masyarakat di seluruh Tanah Air.

Bukan hanya itu, namun sosok kader dari PDIP ini juga memang dikenal sebagai seorang pemimpin yang sangat ideologis, sehingga dirinya sangat berupaya untuk benar-benar mampu terus menjaga dan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung di dalam dasar filosofi negara, yakni Pancasila sebagai sebuah pedoman dalam hidup berbangsa dan bernegara di Indonesia.

Tentu dengan diresmikannya RPK di Jawa Tengah tersebut, maka sebenarnya bangunan itu bukan hanya sebuah sarana dan fasilitas yang memungkinkan masyarakat untuk bisa saling tinggal dan saling mendalami seluk beluk antar satu sama lain dengan perbedaan latar belakang yang dimiliki, namun juga mampu menjadi sebuah titik berkumpul dari seluruh etnis suku, mulai dari Nias, Maluku, Jawa, Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga Papua pun bisa saling bertemu di Rumah Pembauran Kebangsaan.

Tidak sampai di sana, karena adanya RPK sendiri bukan melulu hanya untuk bisa menjadi wadah pemersatu bangsa saja, namun juga akan mampu menjadi sebuah simbol nyata dari adanya perdamaian untuk bisa terus saling menjaga dan menghormati antar satu suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) satu sama lain.

Maka dari itu, pihak Pemprov Jateng, utamanya semenjak era kepemimpinan Ganjar Pranowo selama 2 (dua) periode terakhir ini memiliki komitmen yang sangat kuat dan luar biasa untuk bisa terus memelihara dan juga merawat kerukunan yang selama ini telah terjalin dengan sangat baik di Jawa Tengah seperti pada ajaran semboyan bangsa, yakni Bhinneka Tunggal Ika, atau berbeda-beda namun tetap satu jua.

Sangat penting pula bagi seluruh masyarakat di Tanah Air agar tidak mudah untuk membawa isu-isu mengenai SARA yang memang merupakan salah satu isu sangat sensitif di tengah masyarakat, sebab hal itu terus menjadi momok bagi ancaman kerukunan bangsa lantaran memang masyarakat sendiri memiliki latar belakang yang sangat beragam.

Dengan adanya Rumah Pembauran Kebangsaan tersebut juga merupakan sebuah hal yang sangatlah penting karena di dalamnya mampu terus mendukung agar situasi menjadi dingin dan perbedaan yang sifatnya niscaya yang dimiliki oleh seluruh masyarakat Tanah Air setidaknya bisa dipertemukan dan dipersatukan di sana.

Keberhasilan sangat mentereng menjadi sebuah prestasi tersendiri yang dimiliki oleh Capres 2024, Ganjar Pranowo sebagai sebuah track record dirinya selama ini memimpin Provinsi Jawa Tengah sebagai Gubernur selama 2 (dua) periode. Padalnya, data menunjukkan bahwa Provinsi Jateng sendiri merupakan salah satu daerah yang memiliki tingkat toleransi antar masyarakat tertinggi di Indonesia.

Hal itu terbukti dengan angka indeks intoleransi yang dimiliki oleh Jawa Tengah sangat mampu berhasil ditekan dengan signifikan, utamanya semenjak Ganjar Pranowo memimpin. Indeks intoleransi di Jateng sendiri hanya berada pada angka 6,8 atau sangat jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan nilai indeks intoleransi nasional yang bahkan berada pada angka 12,6% (persen).

Lebih lanjut, Setara Institute kemudian melaporkan bahwa data yang diambil dari April 2023 ini, yang mana mereka mengumpulkan 10 (sepuluh) kota paling toleran di Indonesia, justru 4 (empat) diantaranya adalah berada di wilayah kepemimpinan Ganjar Pranowo, yakni pada Kota Salatiga dengan skor 6,4, Sukararta dengan skor 5,8, Semarang dengan skor 5,7 dan Magelang dengan skor 5,6.

Peningkatan angka toleransi jelas saja terus terjadi di Jawa Tengah, utamanya semenjak era kepemimpinan kader PDIP sekaligus Capres 2024, Ganjar Pranowo. Maka dari itu, keberhasilannya untuk terus mampu meningkatkan angka toleransi di tengah tingkat diversitas bangsa yang sangat tinggi di Indonesia ini sangat pantas untuk diberikan apresiasi yang sangat tinggi.

)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute