Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Keketuaan ASEAN 2023 Usung ASEAN Blue Economy Framework

Manggarai Barat – Indonesia dan negara ASEAN memiliki pandangan yang sama untuk mengoptimalisasi peran lautan sebagai salah satu sektor pendorong pertumbuhan dengan konsep Ekonomi Biru atau Blue Economy.

Deputi Bidang Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Edi Prio Pambudi menjelaskan, sebagai pengakuan atas pentingnya Blue Economy bagi regional, para pemimpin ASEAN menyepakati pertemuan KTT ASEAN ke-38 pada 2021 untuk mengadopsi Deklarasi Blue Economy.

Ia juga menuturkan bahwa keketuaan Indonesia pada KTT ASEAN 2023 telah mengangkat ASEAN Blue Economy Framework sebagai salah satu prioritas utama pada bidang ekonomi.

Kerangka tersebut, menurutnya, bertujuan untuk mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan di kawasan serta mendukung inisiatif keberlanjutan Masyarakat Ekonomi ASEAN.

Lebih lanjut, Edi menilai framework ini akan memperkuat komitmen ASEAN untuk memimpin kerja sama regional mengenai Blue Economy yang berfokus pada value creation, inklusivitas, dan keberlanjutan sebagai elemen utama.

“Kerangka ini juga akan memperkuat komitmen ASEAN untuk memimpin kerja sama regional mengenai Blue Economy yang berfokus pada value creation, inklusivitas, dan keberlanjutan sebagai elemen utama. Pengembangan ASEAN Blue Economy Framework juga dinilai telah selaras dengan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) yang disepakati pada tahun 2019 lalu,” jelasnya.

Senada, Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Amalia Adininggar Widyasanti menegaskan, Indonesia membutuhkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan cara yang berkelanjutan dan inklusif.

Menurutnya, saat ini pertumbuhan ekonomi ASEAN berada dalam tren penurunan, sehingga membutuhkan pendorong pertumbuhan baru. Ekonomi Biru menjadi salah satu potensi yang dapat dimanfaatkan bersama oleh negara-negara anggota ASEAN sebagai pertumbuhan baru yang dapat memperkuat ekonomi kawasan.

“Beberapa negara ASEAN, termasuk Indonesia, sedang berupaya keras untuk keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah. Oleh karena itu, kita membutuhkan mesin baru untuk pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.

Sebagai tanda keketuaan Indonesia pada ASEAN tahun 2023 yang mengangkat tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth” beralasan, karena Indonesia memiliki berbagai keunggulan untuk menjadi jangkar stabilitas global dan pusat pertumbuhan global di masa depan, termasuk ekonomi biru.