Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Keketuaan Indonesia 2023 Dorong Optimalisasi Ekonomi Biru dan Episentrum Pertumbuhan ASEAN

Oleh : Ananda Prameswari )*

Tahun 2023 Indonesia kembali dipercaya untuk menghelat event internasional. Indonesia mendapat giliran menjadi ketua KTT ASEAN dan mengangkat tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”. Tema KTT ASEAN 2023 menunjukkan bahwa ASEAN percaya diri menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi dunia, meskipun secara internal tetap menghadapi masalah ekonomi, sosial, politik dan keamanan.

Pada masa lalu, isu ekonomi dikenal sebagai tema yang sering dipilih oleh negara-negara kecil di ASEAN karena tuntutan dalam negeri untuk peningkatan kegiatan bisnis, investasi, serta ekonomi secara keseluruhan. Sebagai individu masing-masing negara, ASEAN menghadapi masalah perbedaan kondisi ekonomi, sosial, dan politik.

ASEAN-5 sering disebut sebagai negara maju ASEAN, yakni Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, dan saat ini termasuk Vietnam. Negara-negara ini disebut negara yang relatif maju secara ekonomi, terbuka, demokratis dan inklusif. Negara lain seperti Kamboja, Myanmar, Laos, dan Timor Timur secara ekonomi terbelakang, bergantung, agak tertutup dan memiliki masalah politik dalam negeri yang cukup berat. Perbedaan ini membuat beberapa program ekonomi dan kawasan harus memperhatikan kepentingan bersama.

Presiden Joko Widodo mengatakan Indonesia akan menjadikan ASEAN sebagai episentrum pertumbuhan dan menjadi kawasan yang damai serta jangkar bagi stabilitas global. Menurut Presiden, ASEAN harus menjadi kawasan yang bermartabat dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan demokrasi serta seharusnya tidak memimpin dinamika geopolitik saat ini yang bergabung ke dalam perang dingin baru di kawasan kita.

ASEAN juga harus menjadi kawasan dengan pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan. Presiden mengatakan pertumbuhan ekonomi telah dan selalu menjadi cerita ASEAN. Kapasitas ASEAN juga harus diperkuat untuk menjawab tantangan 20 tahun ke depan agar lebih adaptif, responsif, dan kompetitif.

Tujuan mengangkat ASEAN sebagai “episentrum pertumbuhan” adalah agar ASEAN memainkan peran yang lebih besar di panggung global, sekaligus menegaskan kembali posisi tawarnya dan pulih sepenuhnya dari pandemi Covid-19. Dari sudut pandang ini, pilihan tema tersebut tepat untuk mengamankan posisi ASEAN di kancah global.

“ASEAN Matters” bermakna bahwa Indonesia ingin menjadikan ASEAN tetap penting dan relevan bagi masyarakat ASEAN dan dunia. ASEAN berperan penting, tidak hanya bagi negara di dalam kawasan, tetapi juuga bagi dunia. Baik berperan sentral sebagai motor perdamaian maupun kesejahteraan kawasan. Selain itu, Indonesia juga bertekad mengawal menuju ASEAN 2045 yang perlu senantiasa lebih adaptif, responsif, dan kompetitif. Semua harus diperjuangkan dengan cara “ASEAN way” yang sejalan dengan semangat kerja sama dan implementasi prinsip Piagam ASEAN.

Pertumbuhan ekonomi ASEAN hampir selalu berada di atas rata-rata dunia. Sementara untuk menopang pertumbuhan yang berkelanjutan, kerja sama di ASEAN akan terus ditingkatkan, khususnya di bidang ketahanan pangan, ketahanan energi, kesehatan, dan stabilisasi keuangan. Sudah saatnya ASEAN menegaskan kembali perannya sebagai pusat episentrum pertumbuhan.

Sementara itu, melalui Keketuaan ASEAN 2023 yang mengangkat tema “Epicentrum of Growth”, kawasan ASEAN dengan berbagai keunggulan yang dimiliki diharapkan dapat menjadi jangkar stabilitas global dan pusat pertumbuhan global di masa depan, termasuk ekonomi biru. Untuk itu, Keketuaan ASEAN Indonesia 2023 telah mengangkat ASEAN Blue Economy Framework sebagai salah satu prioritas utama pada bidang ekonomi.

Kerangka tersebut bertujuan untuk mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan di kawasan serta mendukung inisiatif keberlanjutan Masyarakat Ekonomi ASEAN. Kerangka tersebut juga akan memperkuat komitmen ASEAN untuk memimpin kerja sama regional mengenai Blue Economy yang berfokus pada value creation, inklusivitas, dan keberlanjutan sebagai elemen utama.

Mengingat lingkungan strategis yang penuh dengan kepentingan yang saling bersaing, penting bagi ASEAN untuk tetap terbuka terhadap dinamika eksternal sembari menjaga sentralitas dan persatuannya. Inisiatif Indonesia di Indo-Pasifik harus diselaraskan dengan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP), termasuk di bidang ekonomi biru, yang diharapkan dapat menarik minat eksternal seiring dengan perkembangannya.

Pengembangan ASEAN Blue Economy Framework juga dinilai telah selaras dengan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) yang disepakati pada tahun 2019 lalu. AOIP telah menyediakan platform di tingkat kawasan untuk memperkuat kerja sama di bidang maritim dan pembangunan berkelanjutan, sekaligus menavigasi posisi global ASEAN di tengah gelombang geopolitik di Indo-Pasifik.

Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid juga menekankan kesenjangan konektivitas antar wilayah di ASEAN menjadi tantangan yang harus diselesaikan dan kerja sama antara pemerintah dan swasta didorong untuk membangun pertumbuhan industri dan ekonomi yang berkelanjutan.

)* Penulis adalah Kontributor Ruang Media