Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kritik Pembangunan Jalan Era Jokowi, Anies Dinilai Gagal Paham

Oleh : Muhammad Akbar )*

Tidak sedikit pihak yang menilai bahwa pidato yang dikemukakan oleh Anies ketika melakukan perbandingan antara bagaimana pembangunan di era SBY dengan Jokowi merupakan sebuah upaya manipulasi data. Pasalnya, dirinya membeberkan hal yang sama sekali tidak berdasarkan dengan fakta yang ada. Justru pembangunan infrastruktur terus digencarkan oleh Jokowi yang diimbangi dengan upaya pengembangan kualitas SDM demi menyongsong Indonesia Emas 2045 mendatang.

Pidato yang disampaikan oleh Anies Baswedan dalam acara Milad ke-21 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tentang dirinya yang membandingkan bagaimana pembangunan pada era kepemimpinan di masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini langsung banyak menimbulkan kontroversi di publik.

Bagaimana tidak, pasalnya pidato yang disampaikan oleh Bakal Calon Presiden (Bacapres) dari koalisi Partai Nasional Demokrat (NasDem) tersebut dinilai sama sekali tidak berdasarkan kepada data dan fakta yang ada di lapangan.

Diketahui bahwa Anies bahkan sempat menyebutkan kalau pembangunan jalan tak berbayar (gratis) yang dibangun pada masa kepemimpinan Presiden SBY ternyata jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan pembangunan jalan gratis di masa Pemerintahan era Presiden Jokowi sekarang ini.

Jelas saja dengan pernyataan yang kontroversial tersebut, kemudian langsung memancing banyak sekali perdebatan di kalangan masyarakat, hingga banyak diantara publik yang menilai bahwa pemaparan data yang disebutkan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut memang sama sekali tidak sesuai dengan kenyataan dilapangan.

Bahkan, salah seorang warga menilai bahwa ucapan Anies dalam pidatonya ketika acara Milad PKS itu merupakan sebuah bentuk penipuan dengan menggunakan manipulasi data.

Perlu diketahui bahwa data pembangunan jalan yang didapatkan secara resmi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menunjukkan bahwa pertambahan panjang jalan non tol yang dibangun pada era kepemimpinan Presiden keenam Indonesia, yakni Susilo Bambang Yudhoyono sendiri hanya bertambah sekitar 3.941 kilometer (km) saja, sedangkan justru pada era kepemimpinan Presiden RI, Joko Widodo, jalan non tol berhasil terus dibangun dan bertambah hingga sepanjang 8.395 kilometer (km).

Bukan hanya sekedar pembangunan jalan non tol saja yang jelas terjadi perbedaan signifikan diantara era kedua Presiden RI tersebut, karena Jokowi mampu lebih dari 2 (dua) kali lipat mengungguli pembangunan jalan non tol era SBY, namun hal yang juga patut dibanggakan adalah seluruh pembangunan Jokowi tersebut dilakukan bahkan tanpa perlu memakan waktu selama 10 (sepuluh) tahun memimpin karena sampai saat ini, masa jabatannya juga masih belum habis.

Sehingga bisa dikatakan, data yang dikemukakan oleh Anies dalam pidato itu yang seolah-olah dirinya ingin membeberkan sebuah fakta, namun nyatanya justru semua itu hanyalah sebuah rangkaian penipuan dan juga upaya manipulasi sebagaimana yang diungkapkan oleh salah satu netizen tersebut. Jelas sekali bahwa pembangunan jalan gratis di era Jokowi jauh melebihi di era SBY.

Sementara itu, ternyata era kepemimpinan Presiden Joko Widodo saat ini bukan hanya berhasil untuk melakukan pembangunan secara fisik saja, melainkan pembangunan lain secara non fisik seperti pada upaya untuk terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) seluruh masyarakat di Indonesia juga terus dikebut.

Ikhtiar yang dilakukan oleh Presiden Jokowi adalah untuk bisa mencapai dan mempersiapkan dengan sangat matang menuju Indonesia Emas pada tahun 2045 mendatang. Upaya dan kerja keras yang telah beliau lakukan selama ini bahkan mendapatkan apresiasi besar dari banyak kalangan.

Mengenai hal itu, Wakil Rektor II Universitas Negeri Surabaya (UNESA), Suprapto memberikan apresiasi tingginya kepada Presiden Joko Widodo. Menurut akademisi tersebut, bahwa memang kunci sukses dari terwujudnya Indonesia Emas 2045 adalah ketika terjadi keseimbangan pembangunan antara sektor infrastruktur secara fisik dan juga pada sektor non fisik seperti pada kualitas masyarakatnya.

Dengan adanya pengupayaan pembangunan kualitas SDM masyarakat di Indonesia yang terus dikebut oleh Presiden Jokowi, maka hal tersebut akan menjadi sebuah fondasi kuat demi menyongsong cita-cita Indonesia Emas tatkala merayakan tepat 100 (seratus) tahun kemerdekaan bangsa ini.

Sebagai informasi, memang Presiden RI ketujuh tersebut terus memfokuskan APBN 2023 untuk bisa membangun infrastruktur di seluruh pelosok Indonesia serta terus meningkatkan kualitas SDM. Bahkan, dari total anggaran Rp 3.061,2 triliun (Rupiah), alokasi yang digunakan untuk pembangunan SDM unggul dan produktif di Tanah Air mencapai hingga Rp 612,2 triliun (Rupiah).

Maka menjadi semakin tidak berlebihan adanya anggapan publik kalau memang ungkapan pidato yang dikemukakan oleh Anies Baswedan adalah sebuah langkah manipulasi data dan penipuan publik. Pidato tersebut menyampaikan data yang sama sekali tidak benar dan salah kaprah karena terbukti bahwa justru kepemimpinan di masa Presiden Jokowi sangat banyak melakukan pembangunan infrastruktur serta pengembangan kualitas SDM demi menyongsong Indonesia Emas 2045.

)* Penulis adalah pengamat politik tinggal di Tangerang