Mendukung Sikap Tegas Aparat Keamanan Tumpas Simpatisan KST Papua
Oleh : Saby Kossay )*
Aparat Keamanan berhasil menangkap anggota gerombolan Kelompok Separatis Papua (KST) Papua pimpinan Yotam Bugiangge. Langkah tegas tersebut perlu untuk mendapat dukungan masyarakat sebagai upaya menciptakan situasi kondusif di Papua.
Petugas keamanan dari unsur Satgas Damai Cartenz berhasil menangkap tujuh anggota KST Pimpinan Yotam Bugiangge di Nduga, Papua Pegunungan. Ketujuh anggota tersebut KST ditangkap secara terpisah ditangkap secara terpisah karena terlibat pembantaian 11 warga di Kampung Nogolait, Nduga, Papua Pegunungan.
Terkait hal tersebut, Kapolres Nduga AKBP Alexander Penelewen mengatakan penangkapan tersebut berawal dari kontak tembak tim Satgas Damai Cartenz dengan KST Yotam Bugiangge di Kampung Nogolait, Nduga, pada Jumat (26/5) pekan lalu. Menurutnya pada saat tersebut petugas berhasil memukul mundur KST.
Kemudian, KST Yotam Bugiangge kembali terdeteksi merapat ke Kampung Nogolait pada dua hari berikutnya masing-masing pada Sabtu dan Minggu. Tim Satgas Damai Cartenz kembali mengejar gerombolan tersebut hingga akhirnya berhasil menangkap 5 anggota KST lainnya pada Selasa (30/5).
Sebelumnya, Aparat keamanan dari personel gabungan Satuan Tugas (Satgas) Damai Cartenz beserta Kepolisian Resort (Polres) Yahukimo juga melakukan penggerebekan di sebuah rumah yang diduga menjadi sarang atau tempat persembunyian dari gerombolan kelompok separatis dan teroris (KST) Papua serta para simpatisan mereka.
Penggerebekan tersebut dilakukan bertempat di Kompleks Obio, Jalan Pertanian Distrik Dekai, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan pada hari Selasa tanggal 16 Mei 2023 lalu.
Dari keberhasilan penggerebekan yang dilakukan itu, aparat keamanan personel gabungan berhasil menangkap hingga sebanyak 22 orang. Tidak hanya para gerombolan kelompok separatis dan teroris Papua saja yang diamankan, namun dari puluhan orang yang ditangkap, ternyata beberapa diantaranya adalah simpatisan mereka.
Penangkapan juga membuahkan beberapa hasil lainnya, yakni keberhasilan mengamankan sejumlah barang bukti seperti senjata tajam (sajam), senjata tradisional hingga senapan angin yang juga diduga kuat digunakan oleh mereka untuk terus melancarkan serangkaian aksi keji dan biadab yang sama sekali tidak manusiawi tersebut.
Seluruh orang yang berhasil diamankan itu, kini mereka semua masih dalam tahap dimintai keterangan oleh para penyidik di Mapolres Yahukimo di Dekai. Mirisnya lagi, ternyata beberapa dari para simpatisan KST Papua yang berhasil diamankan itu adalah mereka para pelajar, mahasiswa hingga terdapat sebanyak 3 (tiga) orang kepala kampung di sana.
Padahal seharusnya para kepala kampung ini mampu untuk meredam serangkaian aksi kejam yang dilakukan oleh gerombolan kelompok separatis dan teroris itu, dan bukannya mereka malah justru tergabung menjadi simpatisan.
Karena sejatinya memang para kepala kampung ini merupakan garda terdepan untuk bisa terus mengupayakan serta mewujudkan ketentraman dan kerukunan di tengah masyarakat. Hal tersebut dikarenakan mereka yang paling sering dan paling dekat untuk mampu terjun secara langsung di tengah masyarakat dalam memberikan berbagai macam pemahaman.
Posisi dari kepala kampung ini tidak bisa diremehkan begitu saja, karena mereka sesungguhnya sangat penting dalam turut serta mengupayakan masyarakat agar bisa terus saling menjaga lingkungan dan situasi yang kondusif sehingga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) bisa diwujudkan dengan maksimal.
Namun, alih-alih menjadi garda terdepan untuk terus mewujudkan kesatuan dan persatuan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini, namun mereka malah justru ikut bergabung dalam gerakan yang jelas-jelas melawan ideologi negara dan malah justru menjadi simpatisan KST Papua.
Di sisi lain, sebelumnya memang terdapat lagi pejabat daerah yang berhasil ditangkap oleh aparat keamanan karena mereka justru membantu kelompok separatis dan teroris untuk melancarkan serangkaian aksi keji mereka.
Sebagai informasi, bahwa terdapat seorang Kepala Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan berinisial MM berusia 37 tahun, yang berhasil ditahan oleh Satgas Penegakan Hukum Damai Cartenz karena justru kepala daerah ini diduga turut memasok senjata dan amunisi untuk keberlangsungan KST Papua.
Mengenai adanya penangkapan tersebut, Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Damai Cartenz, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Faizal Ramadhani menjelaskan bahwa penangkapan kepala daerah berinisial MM itu dilakukan karena memang sebelumnya pihak aparat keamanan sudah mendeteksi terdapat sejumlah keanehan dan kejanggalan.
Keanehan tersebut yakni berupa sudah adanya tanda-tanda kalau sang kepala daerah ikut menyumbangkan uang kepada kelompok separatis dan teroris di Papua, khususnya di wilayah Nduga demi kepentingan pembelian senjata dan juga amunisi. Penyitaan juga berhasil dilakukan oleh aparat keamanan, yang mana telah menyita sebanyak 13 pucuk senjata dan sebanyak 710 butir amunisi.
Tentunya kesigapan yang dimiliki oleh seluruh aparat keamanan dari personel gabungan Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan Badan Intelijen Negara (BIN) patut mendapatkan apresiasi yang sangat tinggi. Pasalnya, mereka mampu mengungkapkan sejumlah kasus dan mengembangkannya hingga melakukan penangkapan demi menegakkan hukum tanpa pandang bulu bagi siapapun yang berafiliasi dan menjadi simpatisan KST Papua.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Yogyakarta