Mengutuk Keras Tindakan OPM Tembaki Warga Sipil Papua
Oleh: Michelle Srowi )*
Di tengah situasi yang semakin memanas di Papua, tindakan brutal oleh anggota Organisasi Papua Merdeka (OPM) terhadap warga sipil terus mencoreng upaya perdamaian dan pembangunan di wilayah tersebut. Kasus terbaru yang melibatkan penembakan terhadap Boki Ugipa di Kabupaten Intan Jaya dan Sudirman di Kabupaten Puncak menambah daftar panjang kekejaman yang tidak bisa dibiarkan begitu saja.
Sudah saatnya kita, sebagai bangsa, mengambil sikap tegas dan mengutuk keras tindakan biadab ini, serta mendesak pemerintah untuk meningkatkan keamanan dan melindungi hak-hak warga sipil yang tidak bersalah.
Kematian Boki Ugipa pada 16 Mei 2024 lalu menjadi sorotan setelah ditembak oleh anggota OPM dengan tuduhan tak berdasar, bahwa dia adalah mata-mata TNI dan Polri. Kapolres Jayawijaya, AKBP Afrizal Asri, menyatakan bahwa penyelidikan sedang berlangsung untuk mengungkap lebih lanjut motif dan kondisi sebenarnya di balik pembunuhan keji ini. Sementara itu, jasad Boki ditemukan dalam keadaan tanpa busana, yang menambah kebingungan dan kengerian atas tindakan tersebut.
Selain insiden di Intan Jaya, penembakan terhadap warga sipil lainnya, Sudirman, di Kabupaten Puncak juga menambah daftar panjang kekerasan yang dilakukan oleh OPM. Aksi ini terjadi di Kios Pancoran, Distrik Ilaga, pada sore hari tanggal 23 Mei 2024, di mana korban mengalami luka tembak di kaki dan harus segera dievakuasi untuk mendapatkan perawatan medis.
Kapolres Puncak, Kompol I Nyoman Punia, mengkonfirmasi bahwa penembakan ini diduga kuat dilakukan oleh OPM yang langsung melarikan diri setelah melakukan aksinya. Kejadian-kejadian ini tidak hanya menyoroti kekejaman OPM, tetapi juga menggarisbawahi betapa rentannya kehidupan warga sipil di Papua terhadap ancaman kekerasan bersenjata. Pihak berwenang, dalam hal ini TNI-Polri, telah melakukan upaya pengejaran terhadap pelaku dan meningkatkan patroli keamanan guna mencegah terjadinya gangguan serupa di masa mendatang.
Namun, tantangan yang dihadapi tidaklah ringan. OPM, dengan dalih memperjuangkan kemerdekaan, terus melancarkan serangan yang tidak hanya menargetkan aparat keamanan, tetapi juga warga sipil yang tak bersalah.
Masyarakat Indonesia, terutama mereka yang tinggal di wilayah-wilayah rawan konflik seperti Papua, membutuhkan jaminan keamanan yang lebih kuat dari pemerintah. Setiap tindakan kekerasan yang dilakukan oleh OPM harus dihadapi dengan tindakan tegas dan strategis yang mampu menekan potensi ancaman di masa depan. Dukungan dari seluruh elemen masyarakat juga sangat penting dalam memperkuat upaya penegakan hukum dan pemulihan keamanan di Papua.
Selain upaya keamanan, pemerintah juga harus fokus pada pendekatan yang lebih holistik dalam menangani konflik di Papua. Pendekatan militer saja tidak akan cukup untuk menyelesaikan akar permasalahan yang ada. Dibutuhkan langkah-langkah strategis dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi perdamaian dan pembangunan di Papua.
Peningkatan kesejahteraan masyarakat, pembangunan infrastruktur yang merata, serta dialog yang inklusif antara pemerintah dan berbagai elemen masyarakat Papua merupakan langkah penting yang harus terus dilakukan.
Pentingnya pendekatan yang komprehensif ini juga mencerminkan bahwa upaya untuk mengakhiri kekerasan dan konflik di Papua tidak bisa dilakukan secara parsial. Penguatan institusi lokal, peningkatan akses pendidikan dan kesehatan, serta penciptaan lapangan kerja yang layak bagi masyarakat Papua adalah beberapa hal yang harus menjadi prioritas pemerintah.
Dengan demikian, masyarakat Papua dapat merasakan kehadiran negara secara nyata dalam kehidupan sehari-hari mereka, bukan hanya dalam bentuk operasi militer atau penegakan hukum semata.
Namun demikian, peran serta masyarakat sipil dalam menjaga perdamaian juga tidak bisa diabaikan. Organisasi masyarakat, tokoh agama, dan pemimpin adat memiliki peran penting dalam meredakan ketegangan dan mempromosikan dialog damai. Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat sipil, dan komunitas internasional dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan stabil di Papua.
Dalam konteks internasional, dukungan dari negara-negara sahabat dan organisasi internasional juga diperlukan untuk mendorong penyelesaian damai atas konflik di Papua. Kerjasama internasional dapat membantu dalam upaya pembangunan dan pemulihan di wilayah yang terdampak konflik. Selain itu, tekanan diplomatik terhadap pihak-pihak yang mendukung atau membiayai kelompok-kelompok bersenjata seperti OPM juga bisa menjadi salah satu cara untuk mengurangi intensitas kekerasan.
Pada akhirnya, mengutuk keras tindakan kekerasan yang dilakukan oleh OPM terhadap warga sipil di Papua adalah langkah awal yang penting, namun tidak cukup. Diperlukan tindakan nyata dan berkelanjutan untuk memastikan keamanan dan kesejahteraan masyarakat Papua.
Pemerintah harus memperkuat komitmennya dalam menegakkan hukum dan memberikan perlindungan kepada seluruh warga negara, tanpa terkecuali. Seluruh lapisan masyarakat juga harus bersatu padu dalam mendukung upaya perdamaian dan pembangunan di Papua.
Dengan segala tantangan yang ada, harapan untuk Papua yang damai dan sejahtera tetap harus dijaga. Melalui upaya bersama, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih baik bagi Papua, di mana kekerasan tidak lagi menjadi ancaman dan setiap warga dapat hidup dengan aman dan damai.
Mari kita bersama-sama mengutuk keras setiap bentuk kekerasan dan mendukung upaya-upaya nyata untuk menciptakan perdamaian yang abadi di Bumi Cenderawasih.
*) Mahasiswa Papua Tinggal di Surabaya