Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Generasi Muda Papua Makin Berdaya Dalam Papua Youth Creative Hub

Oleh: Ahmad Dante )*

Gedung Papua Youth Creative Hub (PYCH) di Papua yang diresmikan Presiden Joko Widodo menjadi penanda sejarah benteng pergerakan pemuda Papua mengejar masa depan Bumi Cenderawasih yang jauh lebih cerah, maju dan sejahtera.

Generasi muda Papua perlu terus berusaha untuk bangkit dan memperlihatkan potensi serta kreativitasnya. Maka Papua Youth Creative Hub (PYCH) memang sudah selayaknya tepat hadir menjadi pemersatu pemuda Papua dalam menginkubasi dan mengeksekusi ide-ide cemerlang dalam mengembangkan potensi yang ada.

Papua Youth Creative Hub (PYCH) menjadi salah satu wadah yang membantu generasi muda Papua untuk mengembangkan kapabilitas dan kreativitas. Sebagai sebuah organisasi nirlaba, PYCH bertujuan untuk membantu mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif di Papua, dengan fokus pada pengembangan industri kreatif dan kewirausahaan.

PYCH juga memberikan pelatihan dan dukungan bagi generasi muda Papua untuk meningkatkan keterampilan mereka di bidang seni, musik, film, tari, fotografi, dan desain grafis, serta membantu mereka untuk memulai bisnis sendiri. Generasi muda Papua ini pun telah menghasilkan karya-karya kreatif yang menginspirasi dan memperlihatkan keunikan dan keberagaman budaya Papua.

Tak hanya itu, komunitas yang tergabung di dalamnya juga telah mengorganisir berbagai acara dan festival seni dan budaya, yang mempromosikan kekayaan budaya Papua kepada masyarakat lokal dan internasional.

Koordinator Aliansi Mahasiswa dan Milenial Indonesia (AMMI), Nurkhasanah sebelumnya telah menyambut sangat baik kehadiran Papua Youth Creative Hub (PYCH) untuk menjadi gelanggang kreativitas khusus bagi generasi muda di Bumi Cendrawasih.

Gedung PYCH yang telah dibangun dengan kokoh, megah dan indah memiliki sejumlah fasilitas yang diharapkan dapat mewadahi kreativitas anak muda Papua sehingga berimiplikasi pada upaya mengakselerasi kemajuan di Papua.

PYCH yang berlokasi di Jalan Poros Abepura berada berjarak sekitar 11 km dari pusat Kota Jayapura. PYCH dibangun di atas lahan seluas 15.000 m2, dan memiliki luas bangunan utama sebesar 3.520 m2 serta bangunan penunjang 1.812 m2. Groundbreaking dilakukan Presiden Jokowi pada 2021 lalu. Desain arsitektur atap gedung, dirancang dengan mengambil inspirasi dari rumah adat masyarakat Kota Jayapura dan Wamena, yaitu atap Honai dan Kawiwari.

Gedung PYCH ini adalah inisiasi dari Badan Intelijen Negara (BIN) dan didukung penuh Presiden Joko Widodo.

Gedung PYCH ini dilengkapi dengan ruang co-working space, ruang pameran, ruang teater untuk pengembangan seni dan budaya, ruang riset, kuliner space dan kesehatan. Bangunan spektakuler di Indonesia Timur ini juga dilengkapi bangunan dormitory atau ruang asrama serta lahan parkir berkapasitas 53 mobil, 154 motor, dan lansekap.

Kepala BIN, Jenderal Polisi (P) Budi Gunawan, penggagas Gedung PYCH ini mendapat sambutan antusias oleh pemuda/pemudi karena terbukti mampu mewujudkan mimpi generasi muda Papua untuk terus mengembangkan talentanya.

Generasi muda Papua dengan keberadaan Gedung PYCH yang digagas BIN diharapkan akan terus merealisasikan misi mulia sebagai sebuah gerakan memberdayakan kaum muda di Papua dalam mengembangkan potensi diri dan masyarakat, serta memperjuangkan hak-hak mereka. Ke depan generasi muda Papua pasti dapat mewujudkan impiannya aspek pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan ekonomi Papua.

Di masa depan, wujud generasi muda Papua berdaya akan menjadi nyata karena sebagai agen perubahan, keberadaan Gedung PYCH semoga terus menginspirasi, memotivasi kaum muda Papua untuk mengambil peran aktif dalam membangun masa depan mereka sendiri dan masyarakat Papua pada umumnya.

Papua Youth Creative Hub ini memiliki peran penting dalam memperkuat peran kaum muda Papua sebagai agen perubahan dan membangun masyarakat Papua yang lebih baik. Ruang kreatif ini memberikan harapan dan inspirasi bagi generasi muda Papua untuk mengambil peran aktif dalam membentuk masa depan mereka sendiri dan masyarakat Papua pada umumnya.

*) Penulis adalah pegiat UMKM dan pekerja sosial