KST Menembak Warga Papua Wajib Diberantas
Oleh : Alfred Jigibalom )*
Kelompok Seperatis dan Teroris (KST) Papua adalah organisasi separatis yang menyebalkan, karena ngotot untuk memerdekakan diri. Mereka seolah tak tahu cara berterimakasih, tetapi malah menuduh pemerintah Indonesia menjajah Papua. Pemberontakan KST dilakukan dengan melakukan penembakan terhadap tukang ojek di Ilaga, sampai ada korban jiwa. Sudah seharusnya KST diberantas agar tidak ada lagi korban penyerangan selanjutnya.
Salah satu masalah menahun di Papua adalah KST, yang bersama-sama dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM) menebar teror di bumi cendrawasih. KST masih saja ingin membelot dan melakukan segala cara demi mencapai ambisinya, termasuk dengan jalan kekerasan.
Pada tanggal 22 Maret 2023 jam 10.00 WIT terjadi penembakan yang dilakukan oleh KST terhadap seorang tukang ojek bernama Iwan dan ia kehilangan nyawanya. Jenazah Iwan telah disemayamkan di Masjid Al Ikhlas Ilaga.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo membenarkan bahwa korban penembakan KST adalah seorang tukang ojek. Iwan adalah warga pendatang dan jenazahnya akan dibawa ke kampung halamannya di Sulawesi Selatan. Penembakan maut ini terjadi di pertigaan Jalan Kimak, Kampung Kimak, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua Tengah.
Peristiwa itu terjadi ketika korban sedang menunggu penumpang yang akan menuju Kota Ilaga, Distrik Ilaga. Saat itu ada 2 orang tidak dikenal yang diduga anggota KKB menghampiri korban dan salah satunya membawa senjata api jenis pistol.
Tak lama berselang korban ditembak di bagian dada depan. Sementara aparat yang mendapat laporan atas insiden itu langsung mendatangi lokasi kejadian dan melihat korban sudah tergeletak dengan kondisi kritis.
Korban Iwan kemudian dilarikan ke RSUD Ilaga dan langsung mendapat penanganan medis oleh dokter Etinus Kogoya. Namun korban dinyatakan meninggal dunia akibat luka tembak di bagian dada kanan.
Kekejaman KST dikecam oleh masyarakat Papua karena penembakan ini bukan untuk pertama kalinya. Mereka selalu beralasan bahwa tukang ojek adalah seorang mata-mata aparat, sehingga wajib ditembak. Padahal Iwan hanya warga sipil biasa tetapi selalu kena fitnah yang kejam sampai kehilangan nyawa.
Apalagi korban penembakan KST adalah seorang warga pendatang dan kasus ini bisa melebar dan memberi jarak antara penduduk asli Papua dengan para pendatang. Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh KST. Pendatang adalah orang baik dan mereka mencari nafkah di Papua, dan ketika jadi korban KST jangan dibiarkan saja.
Oleh karena itu masyarakat Papua diminta mendukung pemberantasan KST. Kalau bisa mereka diberi tindakan tegas terukur agar benar-benar bisa dimusnahkan dari Bumi Cendrawasih. KST sudah sangat keterlaluan dengan mengadakan penembakan dan pembunuhan terhadap warga sipil yang tidak bersalah.
Sementara itu, Satgas Damai Cartenz sebagai tim yang khusus dibentuk dalam memberantas KST makin rajin dalam melakukan patroli. Mereka biasanya menyatroni Kabupaten Puncak, karena di sana masih rawan konflik. Masyarakat harus dijaga jangan sampai ada serangan KST yang bisa menyebabkan korban luka-luka, bahkan korban jiwa.
Untuk memperlancar aksinya maka KST melakukan teror dengan berbagai cara. Mulai dari membakar sekolah, menyerang pemukiman, bahkan yang lebih parah lagi mereka membunuh warga sipil, aparat, hingga para guru dan tenaga kesehatan. Sangat miris karena mereka menyerang pihak-pihak yang berjasa besar bagi masyarakat di Papua.
Oleh karena itu KST wajib diberantas agar tidak melakukan penyerangan-penyerangan selanjutnya. Jangan sampai gara-gara penyerangan dan hasutan, situasi jadi runyam, dan terpantik permusuhan antar warga. Bahkan sebuah provokasi bisa memicu peperangan antar suku yang membahayakan.
Masyarakat Papua wajib mendukung TNI dan Polri dalam rangka pemberantasan KST. Jika ada aparat maka warga sipil akan aman. Mereka sadar bahwa aparat adalah sahabat rakyat dan diterjunkan ke Papua untuk memberantas KST.
Komunitas Forum Pegiat Media Sosial Independen (FPMSI) memberi dukungan kepada TNI dan Polri (secara virtual) demi penegakan hukum yang adil terhadap KST. Tujuannya adalah Papua yang damai dan sejahtera, dan ketika ada KST maka mustahil kedamaian itu ada. Deklarasi ini dihadiri oleh warganet, khususnya milenial, baik yang ada di Papua maupun daerah lain.
Ketua FPMSI Rusdil Fikri menyatakan bahwa tujuan dari deklarasi virtual adalah mengajak masyarakat dan tokoh politik Papua untuk mendukung penegakan hukum terhadap KST. Selain itu, partisipasi dan peran aktif warganet juga bisa dilakukan, dengan mengunggah postingan bernada positif di media sosial.
Pemberantasan KST didukung baik secara langsung maupun secara virtual. Hal ini menandakan bahwa kelompok separatis ini berbahaya dan wajib dimusnahkan, agar masyarakat Papua aman dari penyerangan berikutnya.
KST harus diberantas karena makin kejam dan melakukan penembakan sampai menewaskan korbannya. Mereka menyerang tanpa alasan dan selalu menuduh korbannya adalah amta-mata, padahal hanya warga biasa. Pemberantasan KST menjadi agenda utama dari anggota TNI dan Polri yang ditugaskan di Papua.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Bali