Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pentingnya Komitmen Masyarakat Cegah Hoaks untuk Kelancaran Rangkaian Pemilu 2024

Oleh : Farid Arfiansyah )*

Sangat penting adanya sebuah komitmen yang kuat dari seluruh elemen masyarakat untuk bisa mencegah adanya penyebaran berita bohong atau hoaks. Hal tersebut tentunya demi bisa mewujudkan kelancaran setiap rangkaian gelaran Pemilu 2024 mendatang.

Ketua Forkom Jurnalis Nahdliyin (FJN), Didi Rosasi menegaskan komitmen mereka untuk senantiasa terus menyebarkan narasi yang positif dan juga menyejukkan serta berupaya untuk memerangi adanya informasi hoaks yang berseliweran di berbagai media sosial serta internet. Hal tersebut, utamanya adalah ketika memasuki tahun politik dan menjelang perhelatan pesta demokrasi kontestasi Pemilihan Umum (Pemilu) pada tahun 2024 mendatang.

Dalam hal ini, para jurnalis memang hendaknya mampu bekerja profesional dengan terus menjunjung tinggi dan menaati Kode Etik Jurnalistik (KEJ) serta terus menggunakan narasi yang Cover Both Side sehingga tidak cenderung untuk menyudutkan salah satu pihak saja. Hal itu juga agar terjadi sebuah keseimbangan akan informasi yang beredar di masyarakat.

Dengan adanya komitmen kuat dan tegas tersebut, juga merupakan dalam rangka bentuk dukungan kepada Nahdlatul Ulama (NU) selaku organisasi masyarakat yang selama ini memang terus bergerak secara kultural atas nama warga Nahdliyin dalam bentuk pemberitaan yang positif sehingga senantiasa mampu terus menjaga kesejukan suasana.

Menjelang kontestasi politik, dengan adanya penyelenggaraan Pemilu 2024 ini, usaha untuk ikut secara bersama-sama mendamaikan dan menyejukkan suasana memang merupakan hal yang sangat penting untuk terus dilakukan. Salah satunya adalah dengan tidak ikut serta dan terlarut dalam suasana yang panas, apalagi sampai ikut menyebarkan sebuah informasi yang belum jelas kebenarannya atau informasi hoaks.

Dalam rangka untuk terus memberikan pendidikan kepada seluruh masyarakat secara luas dalam upaya mewaspadai diri akan bagaimana bahayanya informasi hoaks apabila tersebar luas di publik, Unit Jabar Saber Hoaks Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat menggelar serangkaian kegiatan pelatihan.

Tentunya dengan adanya kegiatan pelatihan tersebut, merupakan sebuah upaya nyata dalam rangka terus menggalakkan sosialisasi akan pentingnya melawan berita bohong atau hoaks, utamanya dalam menghadapi gelaran Pemilu 2024 mendatang.

Beberapa target khusus yang dilakukan dalam pelatihan untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat demi suksesnya penyelenggaraan pesta demokrasi 5 (lima) tahunan di Indonesia tersebut adalah, kepada para mahasiswa dan juga pelajar selaku generasi muda dan generasi penerus bangsa.

Bagaimana tidak, pasalnya para generasi milenial tersebut memang sangat banyak sekali menghabiskan waktu untuk terus berselancar di media sosial dan ruang digital lainnya, yang mana di dalamnya setiap orang juga sangat bebas mengunggah postingan apapun dan cukup sulit untuk melakukan penyaringan akan mana informasi yang benar dan mana informasi yang hoaks. Bahkan ada juga yang terpengaruh dengan postingan-postingan yang beredar di jagat maya.

Ketika serangkaian pelatihan telah diberikan kepada para kaum muda itu, maka tentunya diharapkan mereka akan menjadi jauh lebih bijaksana dan dewasa dalam bermain media sosial di ruang digital, sehingga mereka bisa lebih mudah terhindar dari ancaman berita hoaks menjelang Pemilu 2024.

Maka dari itu, adanya literasi digital yang berkualitas merupakan sebuah tanggung jawab segenap elemen bangsa, utamanya hal itu agar bisa diajarkan kepada para generasi muda penerus bangsa ini sehingga mereka bisa melakukan cek fakta secara mandiri ketika mengakses sebuah informasi tertentu dan tidak mudah terlarut dengan adanya informasi yang keliru.

Perwakilan Jabar Saber Hoaks, Ganjar Darussalam menjelaskan bahwa pihaknya sejauh ini telah berkeliling ke sebanyak 27 kabupaten atau kota di wilayah Jawa Barat untuk terus memberikan sosialisasi kepada para mahasiswa dan pelajar akan betapa bahayanya hoaks apabila hal itu benar-benar dikonsumsi oleh masyarakat awam.

Karena dengan adanya hoaks yang kemudian mungkin dianggap benar oleh beberapa masyarakat, jelas saja ancaman akan kerukunan dan persaudaraan diantara sesama masyarakat Indonesia akan menjadi sangat terancam, dan bukan tidak mungkin justru akan menjadikan pembelahan atau konflik horizontal di tengah masyarakat sendiri.

Terlebih, ketika menjelang Pemilu 2024 seperti sekarang ini, biasanya ada saja oknum-oknum tertentu, entah itu dari pihak peserta pemilu ataupun pendukung calon tertentu yang justru dengan sengaja menyebarluaskan berita bohong ataupun ujaran kebencian hanya demi kepentingan mereka dan kelompoknya, termasuk juga untuk semakin menarik angka simpatisan atau calon pemilih agar mendulang suara bagi mereka.

Dalam hal ini, beberapa instansi atau lembaga pendidikan di tengah masyarakat seperti pondok pesantren dan juga para tokoh agama merupakan garda terdepan untuk bisa terus menyebarluaskan suasana yang menyejukkan di tengah masyarakat dan mampu terus mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya pada hoaks.

Demi untuk terus mewujudkan perhelatan Pemilu 2024 yang lancar dan tanpa adanya gangguan, utamanya dalam hal konflik horizontal di tengah masyarakat yang sangat mengancam, maka memang menjadi sangat penting adanya komitmen kuat dari seluruh elemen masyarakat untuk bisa bersama-sama mencegah dan melawan penyebaran informasi hoaks.

)* Penulis adalah kontributor Lingkar Nusantara