Tokoh Adat Papua Berharap Aksi Teror oleh KST Segera Dihentikan
Oleh : Maria Suhiap )*
Para tokoh adat Papua berharap bahwa teror KST cepat dihentikan. Jika ada serangan terus-menerus maka masyarakat yang dirugikan, karena ulah KST selalu membuat korban jiwa dan juga luka-luka. KST harus diberantas sehingga Papua menjadi aman dan damai.
KST (Kelompok Separatis dan Teroris) wajib dihukum berat karena mereka mengganggu ketertiban masyarakat. Selain itu, KST juga menghambat pembangunan, karena beberapa kali mengganggu proyek jalan Trans Papua. KST wajib diberantas karena masyarakat Papua sangat terganggu oleh ulah mereka dan jangan sampai ada korban jiwa dari kalangan warga sipil.
Tokoh adat Papua Yanto Eluay berharap teror KST segera dihentikan. Para tokoh adat dan juga tokoh masyarakat di Bumi Cenderawasih mengimbau kepada KST Papua agar segera menghentikan seluruh aksi teror yang telah mereka lakukan. Mereka juga menolak tegas keberadaan KST dan OPM yang sangat mengancam kesatuan dan persatuan NKRI.
Yanto Eluay menambahkan, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah harga mati. Dirinya juga menegaskan bahwa Papua sendiri sudah berintegrasi dengan Indonesia bahkan sejak penentuan pendapat rakyat pada tahun 1969 silam. Sehingga memang sama sekali tidak ada tempat bagi KST dan Organisasi Papua Merdeka (OPM) baik di Papua maupun di Indonesia.
Yanto Eluay bersama dengan tokoh-tokoh masyarakat Papua lainnya seperti Herman Yoku, Sem Kogoya dan Max Ohee bersatu dan menegaskan akan penolakannya terhadap KST dan OPM. Bukan hanya itu, namun mereka juga menolak adanya pendapat yang mengungkapkan bahwa seolah-olah pada tanggal 1 Juli adalah hari kelahiran OPM. Padahal tidak ada satupun warga di Papua yang turut merayakannya.
Seluruh masyarakat di Bumi Cenderawasih sendiri sangatlah menghormati apa yang telah dikatakan oleh para tokoh adat, tokoh masyarakat dan juga mereka sangat mengikuti instruksi agar tidak mudah terpicu oleh isu-isu yang dengan sengaja terus disebarluaskan oleh KST.
Masyarakat sendiri juga sudah memahami bahwa KST dan OPM salah besar, karena mereka sangat ingin untuk membelot. KST juga mengajak kepada masyarakat di Bumi Cenderawasih untuk turut serta menolaknya.
Penolakan dari para tokoh adat dan masyarakat terhadap KST terjadi karena kelompok separatis tersebut telah melakukan aksi penembakan terhadap Sahar, seorang warga sipil yang berprofesi sebagai seorang pekerja bengkel di kawasan Bilogai, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua Tengah. Peristiwa tragis ini terjadi pada hari Senin tanggal 30 Januari 2023, sekitar pukul 15.00 WIT.
Kepala Satgas Damai Cartenz, Kombes Faisal Ramadhani mengonfirmasi bahwa memang benar korban telah ditembak dan terkena di bagian punggungnya. Untuk saat ini korban sedang dirawat di Puskesmas Sugapa.
Para tokoh adat berharap teror KST segera dihentikan karena aksi mereka terus saja terjadi. Salah satunya adalah yang dilakukan oleh kelompok yang menamakan diri mereka sebagai Kodap XXXV/Bintang Timur, yang merupakan sebuah organisasi pimpinan Ananias Ati Mimin di Distrik Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua Tengah.
Anggota KST dari kodap manapun harus diberantas agar tidak meresahkan masyarakat. Mereka meresahkan karena masyarakat jadi takut untuk beraktivitas di luar, karena tidak mau bernasib seperti Sahar.
Kemajuan Papua juga bisa terganggu oleh ulah KST yang beberapa kali melakukan pengancaman di proyek strategis nasional Papua. Seluruh rentetan kekejaman dan tindakan teror tersebut terus terjadi sejak awal tahun 2023 ini dan KST sudah membuat resah warga Papua.
Aksi teror yang dilakukan KST pada tahun 2023 dimulai pada tanggal 7 Januari 2023. Kala itu mereka melakukan penembakan pada seorang tukang ojek yang pada akhirnya mampu memicu terjadinya kontak tembak dengan para aparat keamanan yang terdiri dari personel gabungan TNI dan Polri.
Berselang dua hari setelah kejadian tersebut, KST melakukan pembakaran pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMKN) 1 Oksibil dan mereka juga kembali melakukan penembakan pada pesawat kargo Ikairos. Kemudian pada hari Rabu tanggal 11 Januari 2023 mereka juga melakukan pembakaran pada Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Distrik Oksibil.
Banyaknya teror yang dilakukan oleh KST benar-benar meresahkan masyarakat dan membuat mereka ketakutan untuk beraktivitas di luar rumah. Oleh karena itu seluruh tokoh adat menghimbau rakyatnya untuk waspada akan KST. Mereka juga jangan diam saja ketika ada penyerangan. Jika ada anggota KST yang mencurigakan maka langsung dilaporkan saja ke pihak berwajib.
Kekerasan yang dilakukan oleh KST harus dicegah agar tidak ada korban luka-luka maupun korban jiwa dari warga sipil. Oleh karena itu para tokoh adat Papua ingin agar teror KST segera dihentikan. Jangan sampai mereka melakukan penyerangan terus-menerus dan merugikan masyarakat di Bumi Cendrawasih. Rakyat dan para tokoh adat Papua kompak dalam mendukung aparat dalam rangka pemberantasan KST.
)* Penulis adalah Mahasiswa Papua tinggal di Bali